Ketakutan mulai menyelimuti warga kota. Banyak yang mulai enggan keluar rumah pada malam hari. Beberapa bahkan memasang kamera pengawas tambahan di sekitar rumah mereka. Media terus memantau perkembangan kasus ini dan tekanan terhadap pihak kepolisian untuk segera menemukan jawaban semakin besar.
Beberapa ahli mulai memberikan pendapat mereka. Ada yang mengaitkannya dengan stres tingkat tinggi yang dialami oleh para korban yang hidup di kota besar. Ada juga yang berpendapat bahwa mungkin ada faktor lingkungan yang tidak terdeteksi, seperti polusi udara yang tinggi atau penggunaan bahan kimia tertentu yang tidak diketahui. Namun, semua ini hanya spekulasi tanpa bukti konkret.
Setelah berbulan-bulan penyelidikan yang intensif, polisi akhirnya menemukan petunjuk penting. Dari rekaman kamera pengawas di salah satu lokasi kejadian, terlihat seorang pria misterius yang selalu berada di sekitar tempat kejadian beberapa saat sebelum korban ditemukan tewas. Pria ini tampak seperti orang biasa, berpakaian rapi dan tidak menunjukkan perilaku mencurigakan. Namun, kehadirannya yang konsisten di setiap lokasi kejadian menimbulkan kecurigaan.
Polisi segera melakukan pencarian terhadap pria tersebut. Setelah beberapa minggu, pria itu akhirnya ditemukan dan ditahan untuk diinterogasi. Dari hasil interogasi, terungkap bahwa pria ini adalah seorang ilmuwan yang sedang melakukan eksperimen rahasia terkait teknologi gelombang elektromagnetik. Ia mengakui bahwa ia tidak bermaksud untuk membunuh siapa pun, tetapi percobaannya ternyata memiliki efek samping yang mematikan.
Eksperimen ini melibatkan penggunaan alat yang dapat memancarkan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi tertentu yang dapat mempengaruhi jantung manusia. Ilmuwan tersebut mengatakan bahwa ia sedang menguji efek dari alat tersebut di lingkungan nyata tanpa mengetahui dampaknya yang fatal. Semua korban ternyata berada dalam jangkauan alat ini saat alat tersebut diaktifkan.