“Burnout sudah dianggap normal, padahal itu sinyal tubuh dan pikiran sedang runtuh,” tambah Livia.
Work-Life Balance Sekadar Slogan?
Banyak perusahaan mengklaim mendukung kesehatan mental, tapi implementasinya nihil. Konseling tak tersedia, cuti kesehatan mental tidak diakomodasi, dan beban kerja terus meningkat tanpa solusi nyata.
“Sekadar punya HRD bukan berarti perhatian terhadap mental karyawan sudah terpenuhi,” tegas Livia.
Solusi: Regulasi dan Intervensi Nyata dari Pemerintah dan Perusahaan
Para ahli menilai perlu adanya regulasi nasional yang mewajibkan perusahaan menyediakan fasilitas layanan psikologis. Selain itu, kampanye internal soal pentingnya istirahat, batas jam kerja, dan cuti kesehatan mental perlu dijalankan secara sistemik, bukan insidental.
“Produktivitas berkelanjutan tidak akan tercapai jika manusia di baliknya hancur secara psikis,” tegas Livia.