Tampang.com | Pernahkah Anda menyadari bahwa jerawat seolah menjadi "teman setia" di saat-saat sulit atau ketika tekanan pekerjaan dan kehidupan sedang tinggi? Rasanya menyebalkan, bukan? Sudah cukup pusing dengan masalah yang ada, eh, kulit pun ikut-ikutan memberontak dengan kehadiran si kecil merah meradang. Fenomena ini ternyata bukan sekadar kebetulan belaka. Ada kaitan ilmiah yang kuat antara stres dan timbulnya jerawat.
Ketika kita mengalami stres, tubuh kita melepaskan berbagai jenis hormon sebagai respons alami terhadap tekanan tersebut. Salah satu hormon utama yang dilepaskan adalah kortisol, yang sering disebut sebagai "hormon stres". Peningkatan kadar kortisol dalam tubuh dapat memicu sejumlah reaksi yang secara tidak langsung maupun langsung berkontribusi pada munculnya jerawat.
Bagaimana Stres Memicu Jerawat?
Peningkatan Produksi Sebum (Minyak Alami Kulit): Kortisol dapat merangsang kelenjar sebaceous di kulit untuk memproduksi lebih banyak sebum. Sebum berlebih ini dapat menyumbat pori-pori, terutama ketika bercampur dengan sel kulit mati. Pori-pori yang tersumbat inilah yang menjadi "rumah" ideal bagi bakteri Propionibacterium acnes (kini dikenal sebagai Cutibacterium acnes), bakteri penyebab jerawat.
Peradangan: Stres juga dapat memicu peradangan di seluruh tubuh, termasuk kulit. Peningkatan hormon stres dapat memperparah peradangan yang sudah ada pada jerawat, membuatnya tampak lebih merah, bengkak, dan nyeri. Selain itu, peradangan juga dapat berkontribusi pada pembentukan jerawat baru.
Gangguan pada Fungsi Barrier Kulit: Stres kronis dapat melemahkan fungsi barrier atau lapisan pelindung alami kulit. Ketika barrier kulit terganggu, kulit menjadi lebih rentan terhadap iritasi, dehidrasi, dan infeksi bakteri, termasuk bakteri penyebab jerawat.
Kebiasaan yang Berubah: Saat stres, tanpa sadar kita mungkin mengubah beberapa kebiasaan yang justru memperburuk kondisi kulit. Misalnya, kita mungkin jadi lebih sering menyentuh wajah tanpa mencuci tangan, kurang tidur, atau mengonsumsi makanan yang kurang sehat (tinggi gula dan lemak) yang juga dapat memicu peradangan dan jerawat.
Pelepasan Neuropeptida: Stres juga dapat memicu pelepasan neuropeptida di kulit, yaitu molekul-molekul kecil yang dapat mempengaruhi fungsi kelenjar sebaceous dan sel-sel kekebalan kulit, yang pada akhirnya dapat memperparah jerawat.