Gas-gas beracun seperti karbon monoksida dan sulfur dioksida juga menjadi perhatian utama. Karbon monoksida mengikat hemoglobin dalam darah, sehingga mengurangi jumlah oksigen yang dapat dibawa ke seluruh tubuh. Ini bisa sangat berbahaya, terutama bagi individu dengan penyakit jantung atau paru-paru kronis. Sementara sulfur dioksida dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, memperburuk gejala asma, dan meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan.
Bagi anak-anak dan orang tua, risikonya jauh lebih besar. Kesehatan paru-paru anak-anak yang masih berkembang sangat rentan terhadap dampak polusi udara. Paparan awal dapat mengganggu perkembangan paru-paru mereka, mengarah pada masalah kesehatan jangka panjang. Di sisi lain, individu yang lebih tua, sering kali dengan sistem kekebalan yang lemah, juga berisiko tinggi terkena dampak buruk dari kualitas udara yang buruk.
Polusi udara tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga memengaruhi kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara paparan polusi dan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi. Hal ini menunjukkan bahwa dampak polusi udara lebih luas dari sekadar masalah fisik, dan menambah kompleksitas dalam menanggapi isu ini.