Salah satu konsep yang dapat dipetik dari kisah Rumi adalah konsep "cinta sebagai pemersatu". Rumi meyakini bahwa cinta memiliki kekuatan untuk menyatukan segala perbedaan dan membangun jembatan antara manusia. Ketika seseorang mencintai dengan tulus, ia membuka diri untuk menerima dan memahami orang lain tanpa memandang perbedaan agama, suku, atau strata sosial. Dengan demikian, cinta universal dapat menjadi fondasi bagi perdamaian dan persatuan di dunia yang penuh dengan konflik dan perpecahan.
Kisah Rumi juga mengajarkan bahwa cinta universal tidak terbatas dalam dimensi waktu dan ruang. Meskipun ia hidup pada abad ke-13, ajarannya tentang cinta universal tetap relevan hingga saat ini. Setiap kali seseorang membaca karya-karya Rumi, ia dapat merasakan kehangatan dan kebenaran dalam setiap kata-kata yang diungkapkan. Hal ini menunjukkan bahwa cinta universal tidak terikat dengan batas-batas sejarah atau geografis, tetapi mencakup semua aspek kehidupan manusia.
Dalam mengikuti jejak cinta universal yang diajarkan oleh Rumi, kita dapat belajar untuk membuka hati dan pikiran terhadap cinta yang lebih luas. Kita dapat mengatasi perbedaan dan konflik dengan sikap saling pengertian dan kasih sayang. Dengan demikian, kita bisa menjadi agen perdamaian dan persatuan di tengah keragaman masyarakat manusia.