Melalui penelitiannya, Wells membongkar mitos bahwa lynching adalah respons terhadap kejahatan seksual yang dilakukan oleh pria kulit hitam terhadap wanita kulit putih. Dalam kenyataannya, banyak korban lynching tidak bersalah, dan alasan utama kekerasan ini adalah rasisme yang sistemik.
Dampak Tulisan dan Aktivismenya
Artikel-artikel Wells yang mengecam lynching membuatnya menjadi target kekerasan. Kantor surat kabarnya dihancurkan, dan ia menerima banyak ancaman kematian. Meski demikian, Wells tidak pernah menyerah. Ia melanjutkan perjuangannya dengan berbicara di berbagai konferensi dan pertemuan di seluruh Amerika Serikat dan Eropa, membangkitkan kesadaran internasional tentang kekerasan rasial yang terjadi di Amerika.
Pada tahun 1895, Wells menerbitkan buku "The Red Record," yang mendokumentasikan kasus-kasus lynching di Amerika Serikat. Karyanya ini menjadi bukti penting tentang ketidakadilan rasial dan membantu membangun dasar bagi gerakan hak-hak sipil yang muncul pada abad ke-20.
Warisan dan Pengaruh
Ida B. Wells adalah pelopor dalam perjuangan hak asasi manusia dan kebebasan pers. Dedikasinya dalam memerangi ketidakadilan dan kekerasan rasial telah menginspirasi banyak generasi aktivis dan jurnalis. Pada tahun 2020, Wells dianugerahi Hadiah Pulitzer khusus atas kontribusinya dalam bidang jurnalisme.