Sebutlah namanya Brady. Dia seorang pekerja di Jakarta dengan gaji sekitar Rp8 juta per bulan. Sebagai staf pemula (entry level), sudah berkeluarga, dan memiliki satu anak kecil, gaji sebesar itu sebenarnya sudah mencukupi untuk menopang kehidupannya. Kebutuhan sehari-hari, perawatan, dan bahkan biaya kontrakan senilai Rp2 juta per bulan masih dapat ditanggungnya.
Meski demikian, Brady masih merasa kesulitan dalam mengatur keuangan. Ternyata, dia harus menanggung orangtua dan adiknya di kampung, meskipun dia bekerja di pusat kota dan tinggal di pinggirannya. Dia merasa terjepit menjadi tulang punggung, tidak hanya di keluarga intinya, namun juga di keluarga besarnya.
Kondisi seperti ini sepertinya tidak hanya dialami oleh Brady. Banyak orang yang bekerja untuk menopang keluarga inti dan keluarga besarnya dan terjepit di antara dua lapisan, atas dan bawah. Badan Pusat Statistik (2020) mencatat bahwa 71 juta penduduk Indonesia masuk kategori ini. Generasi yang paling banyak masuk kategori ini adalah generasi Y, yang berusia 28 -- 43 tahun pada tahun 2024.