Menurut Suminarti, penurunan tren pernikahan ini disebabkan oleh kesadaran perempuan akan karakter independen, terutama bagi mereka yang telah mencapai stabilitas ekonomi. Hal ini membuat perempuan tidak lagi bergantung pada laki-laki sebagai pencari nafkah utama.
Seorang pekerja di Magelang, Nihayah (24), mengaku merasa jengah ketika ditanya oleh kerabat atau tetangga mengenai kapan ia akan menikah. Ia menyatakan bahwa saat ini ia masih fokus untuk membangun karier di bidang media. Baginya, pernikahan adalah masa depan yang masih kabur. "Mental dan komitmenku yang belum siap. Belum lagi masih memutuskan apakah punya anak ke depannya atau tidak," bebernya.
Pertimbangan stabilitas ekonomi juga menjadi faktor utama yang membuat seorang pria, Sulis (27), memilih untuk tidak terburu-buru menikah. Sulis menyebutkan bahwa ekonomi belum stabil untuknya dan lingkungannya semakin sedikit dalam hal kenalan dengan perempuan.