Bagi anak laki-laki, ayah adalah figur yang menunjukkan makna menjadi seorang pria sejati, yang bertanggung jawab, menghormati orang lain, dan menunjukkan kejantanan yang sehat. Bagi anak perempuan, ayah memberikan pengalaman pertama tentang bagaimana seorang pria seharusnya memperlakukan wanita, membentuk ekspektasi mereka terhadap hubungan di masa depan dan rasa harga diri. Nilai-nilai seperti integritas, disiplin, ketahanan, dan empati seringkali diturunkan dan dicontohkan langsung oleh ayah dalam kehidupan sehari-hari.
Fasilitator Perkembangan Kognitif dan Sosial
Keterlibatan ayah secara aktif dalam kegiatan sehari-hari anak, seperti membaca buku bersama, bermain, atau membantu mengerjakan tugas sekolah, terbukti berkorelasi positif dengan perkembangan kognitif dan sosial anak. Interaksi ini merangsang kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan keterampilan bahasa.
Ayah seringkali mendorong anak untuk mengambil risiko yang terukur, menjelajahi lingkungan baru, dan menghadapi tantangan dengan semangat petualangan. Pendekatan ini dapat menumbuhkan kemandirian, kreativitas, dan kemampuan adaptasi. Dalam konteks sosial, ayah juga berperan dalam mengajarkan anak tentang batasan, aturan, dan bagaimana berinteraksi dengan dunia di luar keluarga, membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial yang penting untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan masyarakat luas.
Mitra Pengasuhan yang Setara
Di masa lalu, pengasuhan anak sering dianggap sebagai domain ibu. Namun, kini ayah semakin diharapkan untuk menjadi mitra pengasuhan yang setara dengan ibu. Ini berarti berbagi tanggung jawab dalam perawatan anak sehari-hari, mulai dari mengganti popok, memandikan, menemani tidur, hingga mengantar jemput sekolah.