Wahyuni juga mengungkapkan bahwa seseorang yang tengah menjalani pengobatan intensif TBC atau telah melakukan pemeriksaan dahak dengan hasil positif TBC berisiko tinggi untuk menularkan kuman TBC di lingkungan rumah. Selain itu, orang yang didiagnosis memiliki bercak di paru saat rontgen meskipun tidak memiliki gejala batuk juga perlu dicurigai sebagai pembawa kuman tuberkulosis yang dapat menularkan penyakit ini kepada orang lain di sekitarnya.
Untuk mengatasi hal ini, Wahyuni menyarankan untuk segera melakukan skrining kepada seluruh anggota keluarga jika salah satu anggota keluarga terdiagnosis menderita TBC aktif. Skrining ini penting untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga lain yang terinfeksi TBC, bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala penyakit TBC tetapi memiliki risiko tertular atau menularkan penyakit ini.
Selain itu, Wahyuni juga menegaskan bahwa gejala TBC pada anak yang perlu dicurigai setelah kontak dengan orang yang terdiagnosis TBC aktif antara lain adalah batuk yang tidak sembuh lebih dari dua pekan, demam tidak tinggi selama dua minggu, penurunan berat badan, atau kesulitan menaikkan berat badan. Oleh karena itu, pemantauan dan skrining terhadap anggota keluarga yang berisiko terpapar TBC sangat penting untuk mencegah penularan dan penyebaran penyakit ini.