Akibatnya, di malam hari kita akan mengalami kesulitan tidur, atau kualitas tidur kita tidak maksimal. Gangguan pada ritme sirkadian ini bisa memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk sakit kepala kronis. Tubuh dan otak kita terbiasa dengan jadwal yang teratur. Tidur siang yang tidak terukur bisa mengganggu jadwal itu, membuat seluruh sistem biologis tubuh bekerja tidak sinkron. Ini menciptakan kondisi ketidakseimbangan yang bisa bermanifestasi sebagai rasa pusing atau sakit kepala.
Dehidrasi dan Kurang Oksigen
Tidur terlalu lama, terutama di ruangan yang kurang ventilasi, juga bisa menyebabkan dehidrasi dan kurangnya oksigen ke otak. Saat tidur, tubuh tidak mendapatkan asupan cairan, dan jika kita tidur berjam-jam, tubuh bisa mengalami dehidrasi ringan. Dehidrasi adalah salah satu pemicu sakit kepala yang paling umum. Ketika tubuh kekurangan cairan, volume darah bisa berkurang, yang kemudian memengaruhi aliran darah ke otak dan menyebabkan rasa pusing.
Selain itu, jika kita tidur di ruangan tertutup tanpa sirkulasi udara yang baik, otak bisa kekurangan oksigen. Kondisi ini juga bisa memicu sensasi pusing dan sakit kepala begitu kita terbangun. Ini adalah kombinasi sederhana namun sering diabaikan yang bisa membuat tidur siang yang seharusnya menyegarkan justru berujung pada ketidaknyamanan.
Tekanan Darah dan Sirkulasi
Saat tidur, tekanan darah dan detak jantung kita cenderung menurun. Ketika kita bangun mendadak setelah tidur terlalu lama, tubuh butuh waktu untuk menyesuaikan kembali tekanan darah. Bagi sebagian orang, proses penyesuaian ini bisa menyebabkan hipotensi ortostatik, yaitu penurunan tekanan darah yang terjadi saat kita berdiri atau duduk. Penurunan ini bisa menyebabkan sensasi pusing, kepala kliyengan, dan bahkan pandangan kabur. Ini juga menjadi salah satu alasan kenapa kita disarankan untuk bangun perlahan-lahan dari posisi tidur.