Krisis keuangan global tahun 2008 adalah salah satu peristiwa ekonomi paling signifikan dalam sejarah modern. Krisis ini menyebabkan keruntuhan pasar keuangan global, kebangkrutan bankbank besar, dan resesi ekonomi yang mendalam di berbagai negara. Dampaknya dirasakan oleh jutaan orang di seluruh dunia, mulai dari kehilangan pekerjaan hingga penyitaan rumah. Meski telah berlalu lebih dari satu dekade, krisis ini memberikan pelajaran berharga yang tetap relevan hingga saat ini. Artikel ini akan mengulas penyebab krisis, dampaknya, serta pelajaran penting yang dapat diambil untuk mencegah krisis serupa di masa depan.
Penyebab Krisis Keuangan Global
Krisis keuangan global 2008 memiliki beberapa penyebab utama yang saling terkait:
1. Bubble Properti: Salah satu faktor utama adalah bubble properti di Amerika Serikat. Harga rumah naik secara signifikan selama awal 2000an, didorong oleh praktik pinjaman yang longgar dan spekulasi pasar.
2. Produk Keuangan Kompleks: Bank dan lembaga keuangan menciptakan dan memperdagangkan produk keuangan yang kompleks, seperti mortgagebacked securities (MBS) dan collateralized debt obligations (CDO), yang ternyata memiliki risiko tinggi.
3. Kegagalan Regulasi: Regulasi yang tidak memadai dan pengawasan yang lemah memungkinkan praktik pinjaman berisiko tinggi dan perdagangan derivatif yang berlebihan.
4. Kebijakan Moneter: Kebijakan suku bunga rendah yang diterapkan oleh Federal Reserve selama awal 2000an mendorong kredit murah dan spekulasi yang berlebihan di pasar properti.