Pertimbangan Sebelum Berinvestasi dalam Emas
1. Memiliki Surplus Cashflow
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam emas, kamu harus memiliki aliran kas atau cashflow yang sehat dan stabil. Cashflow yang baik terjadi ketika pendapatan lebih besar daripada pengeluaran. Dengan begitu, investor memiliki surplus yang bisa digunakan untuk tabungan, investasi, atau dana darurat. Untuk berinvestasi dalam emas, kamu sebaiknya tidak menggunakan pos pengeluaran lain, semisal dana darurat. Pasalnya, dana ini hanya digunakan untuk keadaan tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, biaya medis mendesak, atau kebutuhan mendesak lainnya. Selain itu, jangan membeli emas dengan utang karena bunga utang dapat menggerus potensi keuntungan investasi emas.
2. Punya Tujuan Finansial
Setelah memiliki aliran cashflow sehat, kamu perlu memiliki tujuan finansial. Tujuan ini akan memastikan bahwa investasi emas yang telah dilakukan tepat sasaran. Untuk diketahui, investasi emas baru dapat dirasakan pertumbuhan nilainya jika kamu menyimpannya dalam rentang waktu lebih dari lima tahun. Pertumbuhan nilainya bisa mencapai di atas 5 persen atau di atas inflasi tahunan. Karena itulah, emas cocok untuk investasi jangka panjang, seperti tabungan masa depan, pendidikan anak, atau persiapan pensiun. Jika tujuan finansial jangka pendek, kamu bisa mempertimbangkan instrumen investasi selain emas, seperti deposito atau obligasi.
Strategi Berinvestasi dalam Emas
Setelah mempertimbangkan dua hal tersebut, kamu pun bisa menyusun strategi investasi emas yang sesuai kebutuhan. Sejumlah financial planner menyarankan menggunakan strategi dollar-cost averaging atau membeli emas secara rutin dan teratur. Melalui metode tersebut, kamu bisa menginvestasikan jumlah uang yang sama secara berkala tanpa memperhatikan harga emas. Strategi ini membantu kamu mendapatkan harga rata-rata karena membeli emas di berbagai tingkat harga.