Kritikan Mahfud terhadap Jokowi bukan tanpa alasannya. Ia menyatakan bahwa perubahan sikap Jokowi menunjukkan adanya keinginan untuk mempertahankan kekuasaan lebih lama dari yang seharusnya. Hal ini, menurut Mahfud, berpotensi menimbulkan persepsi negatif di masyarakat terhadap kepemimpinan Jokowi. Saat isu ini muncul, banyak kalangan yang memperdebatkan konsekuensi dari perpanjangan masa jabatan, baik dari segi hukum maupun etika politik.
Mahfud juga mencatat beberapa langkah yang diambil oleh pemerintah dalam beberapa waktu terakhir yang menunjukkan bahwa Jokowi berusaha untuk melanggengkan kekuasaannya. "Munculnya wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode ini jelas terlihat efeknya pada kebijakan di lapangan," ungkap Mahfud. Ia menekankan pentingnya masyarakat untuk tetap kritis dan mewaspadai adanya manuver-manuver politik yang berpotensi merugikan.
Selama bertahun-tahun, Jokowi telah mampu membangun citra sebagai pemimpin yang mendorong reformasi dan perubahan. Namun, dengan adanya isu perpanjangan jabatan presiden, citra tersebut tampaknya mulai memudar. Mahfud berpendapat bahwa perubahan yang terlihat pada Jokowi adalah hal yang wajar dalam konteks politik, tetapi bukan berarti hal tersebut bisa dimaafkan jika bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi.