Pengaruh Musim Kemarau
Musim kemarau di sabana menghadirkan tantangan yang berat bagi flora dan fauna. Selama musim ini, curah hujan sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali, menyebabkan kondisi kering yang ekstrem. Beberapa pengaruh musim kemarau terhadap kehidupan di sabana meliputi:
1. Kekeringan dan Stres Air
Kekeringan yang berkepanjangan menyebabkan penurunan dramatis dalam ketersediaan air. Tumbuhan harus mengandalkan cadangan air yang mereka simpan selama musim hujan, sementara hewan harus mencari sumber air yang tersisa, sering kali berpindah jarak jauh untuk menemukannya.
2. Penyesuaian Adaptasi
Tumbuhan dan hewan di sabana telah mengembangkan berbagai adaptasi untuk bertahan hidup selama musim kemarau. Tumbuhan seperti baobab menyimpan air di batangnya yang besar, sementara beberapa hewan seperti antilop memiliki kemampuan untuk menghemat air dengan mengurangi aktivitas mereka selama siang hari yang panas.
3. Kebakaran Hutan
Musim kemarau sering kali diikuti oleh kebakaran hutan yang disebabkan oleh petir atau aktivitas manusia. Kebakaran ini dapat menghilangkan vegetasi dalam jumlah besar, tetapi juga memainkan peran penting dalam siklus ekosistem sabana dengan mengembalikan nutrisi ke tanah dan membuka ruang bagi pertumbuhan baru.
Keunikan Adaptasi Flora dan Fauna Sabana
Adaptasi yang unik terhadap iklim sabana adalah kunci kelangsungan hidup bagi banyak spesies. Beberapa contoh adaptasi ini meliputi:
1. Akar Tumbuhan yang Dalam
Banyak tumbuhan di sabana memiliki sistem akar yang sangat dalam untuk mencari air jauh di bawah permukaan tanah. Hal ini memungkinkan mereka untuk bertahan selama musim kemarau yang panjang.
2. Pola Berburu dan Aktivitas Malam
Predator seperti singa dan cheetah sering berburu di malam hari atau saat fajar dan senja untuk menghindari panas terik siang hari. Pola aktivitas ini membantu mereka menghemat energi dan menghindari dehidrasi.