Adanya perbedaan dalam penentuan awal bulan Ramadhan dan Lebaran juga bukan hal yang baru dalam sejarah Islam di Indonesia. Berbagai kelompok jemaah dan organisasi keagamaan memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menentukan awal bulan Ramadhan dan Lebaran. Meskipun demikian, umat Muslim di Indonesia selalu berhasil merayakan perayaan-perayaan keagamaan tersebut dengan penuh kebersamaan dan persaudaraan.
Namun, perlu diingat bahwa keputusan jemaah Aolia untuk merayakan Lebaran lebih awal pada tanggal 05 April 2024 merupakan keputusan internal dari jemaah tersebut, dan hal ini tidak mengubah keputusan nasional yang telah ditetapkan. MUI selalu menegaskan bahwa setiap umat Muslim di Indonesia dihimbau untuk mengikuti keputusan resmi yang telah ditetapkan oleh pemerintah seiring dengan hasil sidang isbat yang diselenggarakan.
Dalam konteks keberagaman ini, MUI pun terus mengingatkan umat Muslim akan pentingnya menjaga persatuan, terutama dalam menyikapi perbedaan yang ada. Perbedaan pendapat dalam menentukan awal bulan Ramadhan dan Lebaran seharusnya tidak menjadikan kita terpecah belah, namun sebaliknya, hendaknya kita mampu menjaga persaudaraan dan kebersamaan dalam merayakan momen-momen suci dalam agama Islam.