Tampang

Filosofi "Nose-to-Tail" dalam Kuliner Tradisional: Menghargai Setiap Bagian dari Bahan Makanan

25 Mei 2025 00:55 wib. 187
0 0
nose to tail eating
Sumber foto: pinterest

Di tengah meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan dari konsumsi daging dan kebutuhan akan pola makan yang lebih etis, filosofi "Nose-to-Tail" kembali menemukan tempatnya. Koki-koki modern dan restoran-restoran fine dining kini seringkali memasukkan hidangan offal ke dalam menu mereka, mengangkat status bagian-bagian yang sebelumnya terpinggirkan. Konsumen juga semakin terbuka untuk menjelajahi rasa dan tekstur baru yang ditawarkan oleh pendekatan ini.

Filosofi "Nose-to-Tail" adalah pengingat bahwa kelezatan sejati tidak selalu terletak pada potongan yang paling mahal atau paling umum. Kadang-kadang, kelezatan dan kebijaksanaan terbesar ditemukan dalam keberanian untuk menjelajahi setiap bagian, menghargai setiap butir anugerah, dan memastikan tidak ada yang terbuang sia-sia—sebuah pelajaran berharga dari kuliner tradisional yang tetap relevan hingga hari ini.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Membaca Buku
0 Suka, 0 Komentar, 19 Apr 2024
10 Jul 2025
0 Suka, 0 Komentar
11 Jul 2025
0 Suka, 0 Komentar
10 Jul 2025
0 Suka, 0 Komentar
11 Jul 2025
0 Suka, 0 Komentar
10 Jul 2025
0 Suka, 0 Komentar
11 Jul 2025
0 Suka, 0 Komentar

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?