Secara khusus, mereka menggunakan JWST untuk mengetahui gas apa saja yang ada di beberapa eksoplanet berbatu yang mirip dengan Bumi.
Teleskop JWST pada awalnya tidak dirancang untuk mempelajari planet-planet ekstrasurya, tapi JWST telah ditugaskan kembali untuk mempelajari planet-planet ini. Program ini menjadikan JWST teleskop ruang angkasa terbesar dalam sejarah dan, dengan demikian, merupakan mesin terbaik untuk melakukannya.
JWST tidak dapat mempelajari dunia mirip Bumi di sekitar bintang seperti Matahari kita. Planet-planet ini terlalu redup. Dibutuhkan teleskop yang lebih canggih seperti Habitable World Observatory untuk menyelidiki planet-planet redup tersebut. Teleksop ini akan diluncurkan pada dekade 2040-an.
Meski begitu, JWST dapat mempelajari planet-planet di sekitar bintang kecil yang disebut si kerdil berwarna merah. Saat ini JWST mengembangkan kemampuan sistemnya yang disebut TRAPPIST-1. Sistem ini bisa menelisik tujuh dunia seukuran Bumi. Setidaknya di tiga planet yang mengorbit di zona layak huni bintang tersebut terdapat air dan kehidupan.