Bencana alam banjir dan longsor yang melanda Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, telah menimbulkan dampak yang sangat serius bagi masyarakat setempat. Menurut informasi resmi yang disampaikan oleh Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Manokwari, Yefri Sabaruddin, bencana tersebut terjadi pada Rabu, 16 Mei 2025, sekitar pukul 21.00 WIT. Dalam insiden tragis ini, 19 warga dilaporkan hilang dan saat ini Basarnas Manokwari tengah melakukan upaya pencarian yang intensif.
Banjir bandang dan tanah longsor di Distrik Catubouw diduga disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi dalam periode waktu yang cukup lama. Akibatnya, aliran sungai yang sudah tidak mampu menampung volume air yang sangat besar menyebabkan terjadinya banjir. Di samping itu, keruntuhan tanah di berbagai titik juga menjadi faktor yang memperburuk situasi, menimbulkan longsoran yang bisa menimpa pemukiman dan jalur transportasi.
Kepala Basarnas Manokwari, Yefri Sabaruddin, menjelaskan bahwa tim pencari yang dikerahkan terdiri dari berbagai unsur, termasuk aparat kepolisian, TNI, dan relawan setempat. Upaya pencarian dilakukan dengan memanfaatkan peralatan modern untuk mendeteksi keberadaan warga yang hilang. Meskipun demikian, kondisi lapangan yang sulit serta curah hujan yang masih berlangsung membuat proses pencarian menjadi tantangan tersendiri.
"Kami semua berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan 19 warga yang hilang," kata Yefri dalam pernyataannya. Ia menambahkan bahwa Basarnas Manokwari sedang berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk memberikan bantuan bagi para korban yang terdampak. Hal ini termasuk penyediaan tempat evakuasi, makanan, dan kebutuhan darurat lainnya bagi masyarakat di Distrik Catubouw dan sekitarnya.