Tak lama setelah ia pensiun, pandemi Covid-19 melanda dunia, menyebabkan sebagian besar perusahaan teknologi memberlakukan work from home (WFH). Setelah pandemi mereda dan kebijakan kerja di kantor dilonggarkan, Brin sesekali kembali mengunjungi kantor Google. Namun, seiring waktu, kunjungan tersebut perlahan menjadi rutinitas.
Titik balik yang memantapkan dirinya untuk kembali berkantor adalah saat ia bertemu dengan seorang pria bernama Dan dari OpenAI dalam sebuah pesta. "Dia bilang 'apa yang kamu lakukan? Ini adalah momen transformatif terbesar dalam sejarah ilmu komputer'," cerita Brin. "Saya pikir, 'oh iya juga ya'," tambahnya.
Google Membangun Kekuatan AI: Peran Krusial Brin di Tengah Persaingan Ketat
Beberapa tahun terakhir, perkembangan AI memang sangat pesat, memicu kemunculan banyak perusahaan AI baru seperti OpenAI, DeepSeek, dan lain-lain. Kembalinya Brin ke Google di tengah persaingan sengit ini seakan menjadi angin segar bagi perusahaan. CEO Google, Sundar Pichai, sendiri mengakui bahwa Brin terlibat langsung dalam proyek AI, termasuk pengembangan Gemini.
Sempat dianggap lebih lamban dalam kompetisi AI dibandingkan OpenAI yang tumbuh pesat, Google kini menunjukkan kemajuan signifikan. Salah satunya melalui model AI Gemini 2.5 Pro yang performanya telah melampaui benchmark model AI di kelasnya. Terbaru, Google juga mengumumkan Veo 3, suksesor dari Veo 2, sebuah model AI generatif video yang mampu menciptakan konten video berbasis teks. Google mengklaim Veo 3 lebih pintar, mampu membuat video sinematik dengan kualitas dan penerimaan masukan (prompt) hingga posisi (angle) kamera yang lebih baik. AI generatif ini bahkan bisa membuat video yang disertai audio percakapan atau efek suara yang sesuai, menjadikan video AI semakin hidup dan terasa nyata, seperti suara asli hewan, kebisingan kota, atau keheningan taman.