"Karena itu saya ingin mengajak Ibu-Ibu semua, Kalau di Kemkomdigi aja alatnya terbatas. Karena alat saja secanggih apapun, meskipun nanti kan kita bersihkan, kita bereskan ya Ibu-Ibu tapi seberes apapun, sebersih apapun, alat dan pengawasan tidak akan cukup," sambungnya.
Selain itu, Meutya juga menyoroti masalah keterlibatan anak-anak dalam judi online. Menurutnya, anak-anak sering menggunakan akun orang tua untuk terlibat dalam perjudian online, bahkan melalui platform game.
"Adalah sebuah fakta yang mengkhawatirkan bahwa saat ini ada sekitar 200 ribu anak di bawah usia 19 tahun dan sekitar 80 ribu anak di bawah usia 10 tahun yang terlibat dalam judi online," ungkapnya.
Selama acara pelatihan literasi digital, warga juga berkesempatan untuk berbagi kisah dan pengalaman mengenai dampak buruk dari judi online. Mereka menceritakan betapa sulitnya kehidupan karena pasangan mereka kecanduan judi online, bahkan ada keluarga yang hancur akibat perjudian online.
Nani (44) adalah salah satu warga yang berbagi pengalaman tentang suaminya yang kecanduan judi online. Awalnya, suaminya menyembunyikan fakta bahwa dia sedang bermain judi online dengan menyatakan bahwa dia hanya bermain game biasa. Namun setelah melihat iklan petir yang muncul di salah satu permainannya, Nani menyadari bahwa suaminya telah terlibat dalam judi online.