Sementara itu, NVIDIA, perusahaan teknologi grafis dan kecerdasan buatan, memilih untuk mengalokasikan sebagian besar investasinya di Malaysia. Keputusan ini didukung oleh infrastruktur yang memadai dan dukungan pemerintah Malaysia dalam memajukan sektor teknologi. Dengan demikian, Malaysia diharapkan dapat menjadi ujung tombak pengembangan inovasi teknologi di kawasan Asia Tenggara.
Di tengah pesatnya investasi teknologi di Vietnam dan Malaysia, Indonesia terlihat tertinggal dalam peta investasi global. Hambatan birokrasi yang kompleks, lambatnya proses perizinan, serta tingkat ketertutupan investasi asing yang tinggi menjadi kendala utama bagi perusahaan-perusahaan teknologi global untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Indeks ketertutupan investasi asing Indonesia mencapai 0,35 pada tahun 2020, menandakan tingkat hambatan tinggi bagi masuknya investasi asing ke dalam negeri.
Selain itu, Indonesia juga dinilai memiliki tingkat ketertutupan investasi asing yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Hal ini membuat investor global cenderung berpaling ke negara-negara lain yang dianggap lebih ramah terhadap investasi asing.