Conversational AI atau kecerdasan buatan dalam bentuk model bahasa telah menjadi topik yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu metrik yang digunakan untuk mengevaluasi performa model bahasa adalah perplexity, yang mengukur seberapa baik model tersebut dalam memprediksi kata berikutnya dalam sebuah teks. Namun, dengan kemunculan ChatGPT, semakin banyak perdebatan tentang perbandingan keduanya. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara perplexity AI dan ChatGPT, serta keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Perplexity AI adalah sebuah model bahasa yang dirancang untuk memahami dan menghasilkan teks yang mirip dengan cara manusia berbicara. Perplexity AI menggunakan berbagai teknik kecerdasan buatan, termasuk deep learning dan pemrosesan bahasa alami, untuk meningkatkan kualitas dari teks yang dihasilkan. Dalam hal perplexity, semakin rendah nilai perplexity, semakin baik model bahasa tersebut dalam memprediksi kata-kata berikutnya dalam sebuah teks.
Di sisi lain, ChatGPT adalah model bahasa generatif yang dikembangkan oleh OpenAI. ChatGPT juga memiliki kemampuan untuk menghasilkan teks yang mirip dengan percakapan manusia. Namun, yang membedakan ChatGPT adalah kemampuannya untuk menghasilkan teks yang lebih lancar dan alami. ChatGPT menggunakan transformer neural network untuk meningkatkan kemampuan generatifnya, sehingga menghasilkan teks yang lebih mendekati kualitas percakapan manusia.