Pada masa ini, gereja tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai pusat pendidikan. Banyak sekolah didirikan oleh gereja-gereja, yang memainkan peran penting dalam mencerdaskan masyarakat pribumi. Gereja juga terlibat dalam pelayanan kesehatan dan sosial, mendirikan rumah sakit dan panti asuhan.
Gereja Kristen pada Masa Pergerakan Nasional
Pada awal abad ke-20, gerakan nasionalisme Indonesia mulai berkembang, dan gereja-gereja Kristen turut mengambil bagian dalam perjuangan kemerdekaan. Banyak tokoh nasionalis yang berlatar belakang pendidikan Kristen dan aktif di organisasi-organisasi gereja. Salah satu contoh adalah Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan nasional yang berlatar belakang Kristen.
Pada tahun 1927, berdiri Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), yang bertujuan untuk menyatukan gereja-gereja Protestan di Indonesia. PGI berperan penting dalam mengoordinasikan kegiatan gereja-gereja, terutama dalam bidang pendidikan dan sosial.
Gereja Kristen Pasca Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, gereja-gereja Kristen terus berkembang dan beradaptasi dengan situasi politik dan sosial yang baru. Pada tahun 1950-an, banyak gereja yang sebelumnya berada di bawah otoritas misi asing mulai berdiri sendiri dan menjadi gereja yang mandiri. Ini merupakan bagian dari gerakan nasionalisasi yang melanda seluruh sektor kehidupan di Indonesia.
Pada masa ini, gereja-gereja Kristen juga aktif dalam bidang sosial dan politik. Mereka terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, seperti bantuan kemanusiaan, pendidikan, dan pelayanan kesehatan. Gereja-gereja juga berperan dalam mempromosikan perdamaian dan keadilan di tengah masyarakat yang beragam.