Selanjutnya, penting juga untuk membaca dengan penuh tawadhu atau kerendahan hati. Ketika seseorang membuka kitab suci ini, dia seharusnya merasakan kehadiran Allah dan menghormati firman-Nya. Dengan membacanya dengan hati yang terbuka, seseorang dapat meresapi makna dari setiap ayat tanpa merasa tersesat. Membaca Al-Qur’an dengan penuh kesadaran dan penghayatan menjadi adab yang utama, karena setiap kalimat dalam Al-Qur’an memiliki makna yang dalam dan bisa menjadi petunjuk hidup.
Dalam praktiknya, membaca Al-Qur’an juga harus dilakukan secara tartil, yakni dengan cara pelan dan jelas. Mengucapkan setiap huruf dengan benar sesuai tajwid adalah bagian penting dalam membaca. Ini tidak hanya menjamin akurasi bacaan, tetapi juga memberi kesempatan untuk meresapi makna dan keindahan bahasa Al-Qur’an. Mengabaikan tajwid bisa menyebabkan perubahan makna, yang tentu saja bertentangan dengan niat untuk menyampaikan dan memahami wahyu Allah.
Menghormati Al-Qur’an juga merupakan bagian dari adab saat membaca. Sebaiknya, pastikan tangan dalam keadaan bersih ketika menyentuh Al-Qur’an, dan jangan meletakkannya di tempat yang tidak layak. Ini menunjukkan penghormatan kita terhadap kitab suci dan juga kepada Allah SWT. Jika kita merasa lelah, lebih baik jika menghentikan bacaan daripada terburu-buru dan tidak konsentrasi. Membaca dengan penuh perhatian jauh lebih baik daripada sekadar menyelesaikan satu juz dalam waktu cepat.