Arya Fernandes juga menyoroti bahwa dalam konteks kabinet Prabowo-Gibran, keberadaan sejumlah besar menteri dan wakil menteri tidak selalu berdampak buruk. Politikus yang memiliki pengalaman dan kompetensi dalam bidangnya masing-masing dapat menjadi aset yang berharga bagi pemerintahan. Dalam konteks ini, keberagaman tersebut diharapkan dapat memberikan solusi yang holistik terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Sebagai kepala departemen politik di CSIS, Fernandes menekankan bahwa stabilitas politik di parlemen dan di luar DPR tidak hanya tergantung pada jumlah anggota kabinet. Lebih dari itu, stabilitas politik juga berkaitan dengan dukungan politik dari partai-partai politik dan koalisi yang ada. Koalisi yang terjalin dengan baik dan mempertahankan dukungan politik yang solid dapat membantu pemerintahan untuk tetap stabil dalam menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan yang ada.
Meskipun terdapat pandangan bahwa kabinet Prabowo-Gibran merupakan yang paling gemuk di era reformasi, Fernandes menekankan pentingnya melihat hal ini dalam konteks yang lebih luas. Stabilitas politik tidak semata-mata bergantung pada ukuran kabinet, tetapi juga pada kemampuan para pemimpin politik untuk membangun komunikasi dan kerja sama yang baik di antara partai-partai politik dalam koalisi.