Bermain di Belgia bersama KMSK Deinze, Marselino menunjukkan kematangan bermain yang melampaui usianya. Pengalaman bermain di Eropa jelas menjadi modal berharga dalam pengembangan taktik dan mental bertanding. Jika tidak ada hambatan berarti, Marselino bisa menjadi jenderal lapangan tengah Indonesia untuk satu dekade ke depan.
3. Jordi Amat (Bek Tengah, 33 Tahun di 2030)
Meskipun usianya akan menginjak 33 tahun pada 2030, Jordi Amat tetap bisa menjadi tulang punggung dari sisi pengalaman dan kepemimpinan. Sebagai pemain yang telah lama berkarier di Eropa dan kini menjadi figur penting di lini belakang Timnas Indonesia, Amat memberikan ketenangan serta kemampuan membaca permainan yang sangat dibutuhkan.
Banyak bek tengah di dunia yang tetap tampil prima di usia 33–35 tahun. Selama kebugaran fisiknya tetap terjaga dan bebas dari cedera serius, Amat bisa menjadi mentor bagi bek-bek muda Indonesia serta pilar penting saat menjalani laga-laga krusial di kualifikasi Piala Dunia 2030.
4. Justin Hubner (Bek Tengah, 21 Tahun)
Salah satu pemain naturalisasi paling menjanjikan saat ini adalah Justin Hubner, bek tengah yang memiliki postur ideal, kemampuan duel udara yang mumpuni, serta distribusi bola dari belakang yang sangat baik. Saat ini ia berkarier di Eropa bersama klub Inggris Wolverhampton Wanderers, meski lebih sering bermain di tim muda.
Dengan usia yang sangat muda dan potensi besar, Hubner bisa berkembang menjadi pemimpin di lini belakang Garuda. Dia juga sudah mulai menunjukkan kesetiaannya kepada Indonesia dengan tampil di ajang internasional bersama Timnas U-23 dan senior. Tahun 2030 bisa menjadi momen emas baginya untuk benar-benar menunjukkan kelasnya sebagai bek top Asia.