Selain itu, beton Romawi mengandung serpihan kapur tohor yang memberi kemampuan unik untuk memperbaiki retakan secara alami. Ketika air meresap ke dalam celah beton, serpihan kapur bereaksi membentuk kristal kalsit yang menutup dan mengisi retakan, sehingga beton dapat “menyembuhkan” dirinya sendiri. Contohnya dapat dilihat pada makam Caecilia Metella di Italia, yang retakannya dipenuhi kristal kalsit hasil reaksi alami tersebut.
Metode pencampuran beton Romawi juga sangat canggih. Bangsa Romawi menggunakan teknik pencampuran panas, yang memanaskan campuran bahan sehingga menghasilkan pengerasan lebih cepat dan kemampuan penyembuhan diri yang optimal. Temuan ini diungkap oleh tim peneliti dari Institut Teknologi Massachusetts (MIT).
Sejumlah bangunan Romawi yang masih berdiri hingga saat ini antara lain Colosseum dan Pantheon di Italia, Pont du Gard di Perancis, Diocletian’s Palace di Kroasia, serta pemandian Romawi di Inggris. Walaupun sudah mengalami pelapukan, kekokohan struktur bangunan-bangunan ini tetap memukau.
