Jurnalis kini juga harus menghadapi pelecehan online, ancaman pembunuhan, doxing (penyebaran informasi pribadi), hingga serangan siber. Ancaman-ancaman ini tidak hanya ditujukan untuk membungkam mereka, tetapi juga untuk menciptakan rasa takut yang bisa mengganggu pekerjaan dan bahkan kehidupan pribadi mereka. Dalam beberapa kasus, ada upaya-upaya terorganisir untuk merusak reputasi jurnalis, membuat mereka tidak lagi dipercaya oleh publik.
Keterbatasan Kebebasan Pers dan Intervensi
Di beberapa negara, keterbatasan kebebasan pers menjadi tantangan paling berat. Jurnalis harus berhadapan dengan sensor, intimidasi dari pihak berkuasa, dan undang-undang yang represif yang bisa menjerat mereka dengan mudah. Dalam situasi ini, mereka harus menemukan cara kreatif untuk menyampaikan berita tanpa membahayakan diri mereka sendiri atau organisasi mereka.
Selain itu, intervensi dari pemilik media atau pihak-pihak dengan kepentingan tertentu juga bisa menghalangi jurnalis untuk meliput secara objektif. Ada kalanya, sebuah berita yang sensitif atau merugikan pihak tertentu tidak boleh tayang. Menghadapi konflik kepentingan ini adalah bagian dari tantangan moral yang menguji idealisme seorang jurnalis.