Tampang

Tanpa Jatuh, Tiada Bangkit!

20 Mei 2017 16:16 wib. 2.509
0 0
Tanpa Jatuh, Tiada Bangkit!

Terjatuh lagi, terjatuh lagi. Saat itu Aku memang sudah ada pikiran untuk pasrah saja. Menyerah pada keadaan. Tapi, Allah memberikan kekuatan yang amat besar agar Aku bisa bangkit. Ya, bangkit! Beberapa minggu sebelum Ramadhan tiba, Aku mendapatkan informasi bahwa UPI menyelenggarakan test Seleksi Mandiri. Awalnya Aku ragu, karena test Seleksi Mandiri itu pasti mahal bila memang diterima di UPI. Tapi, berkat dorongan orang tua dan kaka-kaka yang hebat Aku memutuskan untuk mengambil kesempatan untuk test Seleksi Mandiri UPI. Entah mengapa, hati dan pikiran ini tergerak untuk memilih Jurusan Bimbingan dan Konseling di bagian pertama dan PGSD di bagian kedua. Karena sedari awal Aku menghindari hitung-hitungan meski hal itu tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan kita.Bismillah, pasrah saja Aku serahkan kepada-Nya atas pilihan ini. Semoga yang terbaik, doa pada saat itu sambil berharap besar kepada-Nya.

Ramadhan tiba, sejak minggu awal belum muncul pengumuman. Minggu kedua, menjadi salah satu hari yang istimewa dalam hidupku. Saat Aku cek akun Seleksi Mandiri UPI, melihat langsung ke kolom jurusan Bimbingan dan Konseling sambil berdetak jantungku begitu kencang. Melihat urutan paling atas tidak ada namaku. Semakin kebawah tidak ada. Was-was jadinya dan ketakutan semakin besar namun ada sebuah keoptimisan bahwa Aku pasti lolos! Dan ternyata, Allah mengabulkan permintaanku, juga doa-doa orang-orang hebat yang senantiasa membantuku. Fikri Faturrahman di urutan ke-6 dari bawah lolos ke Jurusan Bimbingan dan Konseling. Alhamdulillah! Tak terasa, tetesan air mata pun mengalir. Kucetak hasil test itu, dan menandai ada namaku disana. Tanpa panjang lebar Aku langsung memberi kabar baik itu kepada Ibuku. Ibuku langsung memelukku sambil berkata “Alhamdulillah, kacumponan Fikri kuliah di Negeri”. Sambil melihat pula mata Ibu yang berkaca-kaca.

Agustus 2012 menjadi hari pertamaku menjadi seorang Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Sejujurnya, saat inilah Aku menemukan titik kebangkitanku. Saat menjadi mahasiswa! Aku seperti dibangunkan oleh banyak orang, lalu berkata “Bangun fik! Bangun!, Bangkit Fik, bangkit!” tepat suara itu diucapkan keras di telingaku. Ibarat seperti itulah jadinya. Membuat Aku menjadi sadar dan tergerak untuk terus berpikir dan sedikit demi sedikit bergerak. Akhirnya, Aku banyak belajar dari jatuh-jatuh yang lalu. Jatuh-jatuh yang membelajarkanku untuk menjadi manusia yang tegar dalam menghadapi masalah hidup ini. Bangkit yang senantiasa membangunkan kembali harapan-harapan yang telah pudar. Dari diri seorang diri, kita harus sadari bahwa banyak sekali yang harus kita pikirkan untuk masa depan nanti.

Apakah kisah ini perih? Saya pikir dan rasa, masih ada yang lebih perih daripada hal ini. Tapi tidak seharusnya Aku menyesalkan semua yang telah terjadi apalagi menyalahkan. Cukup bersyukur dan bersabar untuk kali ini. Setiap ujian yang menimpa adalah salah satu bentuk kasih sayang-Nya agar kita belajar bagaimana bangkit dari jatuh. Agar saat kita terjatuh tahu bagaimana caranya untuk bangkit. Maka, sedalam apapun kita jatuh maka kita sudah tau cara bangkit dari jatuh yang paling dalam.

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

game jadul
0 Suka, 0 Komentar, 18 Mar 2024

POLLING

Apakah Aturan Pemilu Perlu Direvisi?