Tampang

Joan of Arc: Gadis Suci dan Pedang Revolusi

24 Apr 2025 08:47 wib. 50
0 0
Joan of Arc
Sumber foto: pinterest

Joan of Arc juga menunjukkan bagaimana perempuan dapat memiliki peran penting dalam sejarah, terlepas dari norma-norma gender yang membatasi pada zamannya. Dalam masyarakat yang patriarkis, kehadirannya menciptakan gelombang empati dan pengaruh di kalangan perempuan dan pria. Ia menginspirasi masyarakat untuk melihat perempuan tidak hanya sebagai istri dan ibu, tetapi juga sebagai pahlawan dan pemimpin. Joan menjadi simbol kekuatan perempuan, membuktikan bahwa keberanian dan dedikasi bisa datang dari siapa saja, tanpa memandang gender.

Agama memainkan peranan penting dalam kepemimpinan Joan. Kepercayaannya yang mendalam memberinya kekuatan untuk menghadapi peperangan yang brutal dan keadaan yang paling sulit. Dalam sejarah, banyak pemimpin yang menggunakan agama sebagai alasan untuk memobilisasi massa, dan Joan melakukannya dengan keaslian yang langka. Ia percaya bahwa misinya adalah divinely ordained, yang memberikan legitimasi pada tindakannya di mata rakyat Prancis. Ini juga menunjukkan bagaimana agama bisa menjadi alat untuk pembebasan dan pemersatu di tengah konflik.

Joan of Arc, yang dijuluki "Gadis Suci," menjadi bertambah kompleks seiring waktu. Pada tahun 1431, ia ditangkap oleh musuh, diadili oleh pihak gereja, dan dibakar hidup-hidup dengan tuduhan bid'ah. Ia menjadi martir, dan pengorbanannya mengangkat namanya menjadi salah satu simbol abadi dalam sejarah Prancis. Kesedihan dan kemarahan yang menyusul kematiannya melahirkan gerakan untuk mengangkat kembali semangat rakyat dan mengembalikan kekuasaan kepada Charles VII. Puncaknya, pada tahun 1920, Joan dikanonisasi oleh Gereja Katolik sebagai orang suci.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?