Meskipun memang hingga kini hal itu benar, namun perlu ada batasan mengenai keinginan untuk membantu orang lain. Tentunya tak sampai membahayakan diri sendiri, dengan tidak berlebihan.
Seseorang yang berempati pada orang yang mengalami kelelahan dan depresi dikatakan mengalami pola depresi yang sama yang terbentuk di otak.
Cara yang tepat dalam membatasi rasa empati adalah dengan hanya membatasi pada memikirkannya, merasakannya, dan merasa tergugah terhadapa apa yang dialami orang lain. Dengan empati kognitif, seseorang paham akan perasaan orang lain.
Melalui empati emosi, seseorang dapat menempatkan diri pada posisi orang yang mengalami hari buruk. Dan dengan empati belas kasih seseorang akan merasa lebih perhatian namun tetap berjarak.