Verifikasi barcode melibatkan dua tahap utama: pemeriksaan fisik dan pemeriksaan digital.
Pertama, lakukan pemeriksaan fisik barcode pada kemasan produk. Perhatikan kualitas cetakan barcode. Barcode asli umumnya tercetak dengan jelas, rapi, tidak buram, atau pecah-pecah. Garis-garisnya harus lurus dan proporsional. Jika barcode terlihat samar, gores, atau pikselated, ini bisa menjadi indikasi awal produk palsu. Selain itu, pastikan barcode ditempatkan dengan rapi dan tidak terlihat seperti stiker tempelan yang asal-jadi atau menutupi informasi penting lain pada kemasan. Perhatikan juga apakah ada ketidaksesuaian antara barcode dan informasi produk lainnya, misalnya barcode Eropa pada produk yang seharusnya berasal dari Asia.
Kedua, lakukan pemeriksaan digital menggunakan aplikasi scanner barcode. Unduh aplikasi scanner barcode yang kredibel (banyak tersedia gratis di App Store atau Google Play Store) di smartphone. Arahkan kamera smartphone ke barcode pada kemasan produk. Jika produk tersebut asli, aplikasi akan berhasil memindai barcode dan menampilkan informasi terkait produk, seperti nama produk, nama produsen, negara asal, dan terkadang bahkan harga atau deskripsi singkat. Informasi yang ditampilkan harus sesuai persis dengan detail produk yang tertera pada kemasan dan situs web resmi merek tersebut. Jika barcode tidak bisa dipindai sama sekali, atau jika informasi yang muncul tidak relevan, tidak lengkap, atau mencurigakan (misalnya, menampilkan nama produk yang berbeda), ini adalah alarm besar bahwa produk tersebut mungkin palsu. Pemalsu seringkali menggunakan barcode acak atau barcode yang tidak terdaftar, sehingga tidak akan terbaca dengan benar oleh scanner yang valid.
Perhatikan Konsistensi Informasi dan Kualitas Kemasan