Kau palingkan muka bila ‘ku memandang
Kau percikkan ludah bila ‘ku menyapa
Begitu tega kaupatahkan hatiku
Begitu tega kauhinakan diriku‘
Ku tahu diriku memang tak berharga
Tetapi janganlah kaupercikkan ludah
Anjing lebih mulia dalam pandanganmu
Hingga kauanggap aku sampah yang berbau
Kalau engkau tak sudi jangan begitu caramu
Sungguh penghinaanmu menyakiti hatiku
Cantiknya dirimu memang tak terkata
Indahnya tubuhmu memang tiada tara
Tapi betapa rendah budimu
Tapi betapa buruk benar akhlakmu
Jikalau begitu budi pekertimu
Tiada berarti hai kecantikanmu