Lebih lanjut, Hermas Efendi Prabowo, pemilik bengkel spesialis Wornern Matic yang juga pakar transmisi otomatis di Indonesia, menjelaskan bahwa baik dalam posisi P maupun N, oli transmisi tetap bersirkulasi saat mesin dipanaskan. Tekanan oli transmisi yang dihasilkan mengikuti putaran mesin saat mesin menyala. Menurut Hermas, saat mesin dinyalakan, putaran mesin akan memutar input shaft girboks transmisi matik. Dengan ini, Hermas memperkuat pendapat Jusri bahwa proses pemanasan pada posisi tuas di N tidak lebih baik daripada pada posisi P.
Berdasarkan pandangan para ahli, terdapat kecenderungan bahwa posisi tuas pada saat memanaskan mesin mobil matik tidaklah terlalu berdampak signifikan. Meskipun demikian, penting untuk memperhatikan aspek keamanan dalam pengoperasian mobil matik. Menempatkan tuas transmisi pada posisi N atau P saat memanaskan mesin tidak boleh mengabaikan faktor keamanan dan kenyamanan pengemudi. Oleh karena itu, menyesuaikan praktik terbaik dalam memanaskan mesin mobil matik dengan kegiatan berkendara sehari-hari sangat penting untuk menjaga performa mesin dan kenyamanan pengemudi.
