Peneliti Yael Paz menyoroti perbedaan menarik antara pengenalan emosi lewat musik dan lewat ekspresi wajah. Dalam riset sebelumnya, anak-anak yang kesulitan membaca emosi wajah juga kerap kesulitan memahami tekanan emosional dari ekspresi tersebut. Namun, dalam studi ini, mereka tetap mampu menangkap nuansa rasa takut melalui musik, sehingga menunjukkan potensi unik musik sebagai media pembelajaran emosi.
Temuan ini membuka peluang penggunaan musik sebagai alat terapi dan intervensi, terutama bagi anak-anak yang kesulitan memahami emosi melalui isyarat visual. Musik dinilai mampu membangkitkan respons emosional yang kuat dan dapat menjadi alternatif metode pembelajaran sosial-emosional di usia dini.
Meski demikian, para peneliti mengakui keterbatasan penelitian karena sampel yang digunakan berasal dari komunitas anak-anak dengan tingkat pengenalan emosi rendah, bukan dari kelompok klinis yang memiliki gangguan pengenalan emosi yang lebih kompleks. Mereka berencana melanjutkan studi pada kelompok anak yang dirujuk dari klinik untuk memahami lebih dalam faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan ini.