Tampang

Saham Meta Anjlok, Kekayaan Mark Zuckerberg Merosot Menjadi Rp 2,4 Kuadriliun

1 Mei 2024 11:39 wib. 399
0 0
Saham Meta Anjlok
Sumber foto: google

Saham Meta Corporation, salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia yang didirikan oleh Mark Zuckerberg, mengalami penurunan yang cukup signifikan belakangan ini. Hal ini berdampak langsung pada kekayaan dan posisi Zuckerberg di daftar orang terkaya di dunia. Menurut data terbaru, kekayaan Mark Zuckerberg yang sebelumnya mencapai titik tertinggi, kini merosot menjadi sekitar Rp 2,4 kuadriliun akibat penurunan harga saham Meta yang terus berlanjut.

Penurunan harga saham Meta Corporation menjadi perbincangan hangat di kalangan para pelaku pasar saham dan pengamat bisnis. Saham Meta yang terdaftar di bursa saham telah mengalami penurunan yang mencengangkan, turun hingga lebih dari 20 persen hanya dalam satu bulan terakhir. Hal ini merupakan pertanda yang cukup mengkhawatirkan bagi perusahaan sebesar Meta Corporation, terutama jika dilihat dari potensi dampaknya terhadap posisi perusahaan di pasar teknologi global.

Ketika saham suatu perusahaan turun, hal ini langsung berpengaruh pada kekayaan pemegang saham utama perusahaan tersebut. Salah satu pemegang saham terbesar Meta Corporation adalah Mark Zuckerberg sendiri. Sebelumnya, Zuckerberg dikenal sebagai salah satu orang terkaya di dunia dan memiliki kekayaan yang fantastis dari kepemilikan saham Meta. Namun, penurunan harga saham yang cukup drastis belakangan ini telah berdampak langsung pada kekayaan pribadi Zuckerberg.

Menurut para analis pasar, beberapa faktor menjadi penyebab utama dari penurunan harga saham Meta Corporation. Salah satunya adalah ketegangan yang terus berlanjut antara Meta dan otoritas regulasi di berbagai negara terkait kebijakan privasi data dan masalah konten negatif di platform mereka. Ketegangan ini telah menciptakan ketidakpastian bagi para investor terkait masa depan perusahaan, yang berdampak langsung pada harga saham Meta.

<12>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Aturan Pemilu Perlu Direvisi?