Taman Safari Indonesia Bantah Tuduhan Eksploitasi Anak oleh Mantan Pekerja Sirkus OCI
Tanggal: 17 Apr 2025 08:36 wib.
Tampang.com | Taman Safari Indonesia (TSI) membantah tuduhan eksploitasi dan kekerasan terhadap anak-anak oleh mantan pekerja Oriental Circus Indonesia (OCI). Komisaris TSI, Tony Sumampouw, menilai tuduhan tersebut tidak berdasar dan menunjukkan bukti video sebagai bantahan.
TSI Tegaskan Tidak Ada Eksploitasi Anak dalam Sirkus OCI
Taman Safari Indonesia melalui komisarisnya, Tony Sumampouw, memberikan bantahan tegas atas tuduhan eksploitasi dan kekerasan terhadap mantan pemain sirkus dari Oriental Circus Indonesia (OCI). Tony menyebut bahwa tuduhan tersebut tidak masuk akal dan cenderung bersifat fitnah.
“Kalau benar ada penyiksaan, anak-anak di video itu tidak akan terlihat bahagia,” ujar Tony saat ditemui di Kabupaten Bogor. Ia menunjukkan rekaman video dari tahun 1981 yang memperlihatkan suasana keceriaan anak-anak saat tampil di perayaan Sekaten di Klaten dan Yogyakarta.
Anak-anak Sirkus Tinggal dan Belajar di Lingkungan OCI
Tony, yang juga merupakan pelatih hewan di OCI, menjelaskan bahwa anak-anak yang tinggal di lingkungan sirkus memiliki rutinitas yang teratur. Mereka tidak hanya tampil dalam pertunjukan, tapi juga memiliki waktu untuk makan, istirahat, dan belajar.
"Ketika itu semuanya dilakukan bersama. Kalau benar ada kekerasan, saya pun pasti terdampak karena saya juga hidup bersama mereka," ungkapnya.
Tuduhan Lama yang Pernah Muncul Sejak 1997
Tony juga menanggapi klaim kekerasan yang kembali mencuat dari sejumlah mantan pekerja OCI, termasuk cerita penyiksaan fisik seperti dipukul dengan besi atau dikurung. Ia menyebut hal itu sebagai tuduhan yang tidak berdasar dan menyampaikan bahwa isu serupa pernah ditangani oleh Komnas HAM pada tahun 1997.
“Sudah pernah ditelusuri. Bahkan, saat itu ditemukan bahwa anak-anak ini berasal dari daerah di Jakarta dan diambil dari lingkungan prostitusi. Ibu saya sendiri yang mengasuh mereka sejak bayi,” kata Tony.
Beberapa Mantan Pemain OCI Diambil dari Lingkungan Rentan
Menurut Tony, beberapa anak yang diasuh sejak bayi ditemukan di Kalijodo, salah satu kawasan prostitusi di Jakarta. Ia menyatakan bahwa kehadiran OCI justru menyelamatkan mereka dari masa depan yang tidak jelas.
“Kalau tidak dirawat, mungkin mereka tidak akan bertahan hidup. Kami sediakan suster, makanan, bahkan pendidikan. Tapi kenapa sekarang justru menuduh kami?” ucapnya penuh kecewa.
Dugaan Ada Pihak Luar yang Mengarahkan Tuduhan
Tony menduga tuduhan kekerasan dan eksploitasi ini kembali mencuat karena adanya pihak luar yang mengarahkan para mantan pekerja sirkus. Ia menyebut ada indikasi motif tertentu di balik kemunculan isu ini.
“Ini bukan murni keluhan. Sepertinya ada yang mengarahkan mereka, mungkin ada sesuatu yang diminta dari pihak luar,” tegasnya.
Pemerintah Siap Selidiki Dugaan Pelanggaran HAM
Sementara itu, Kementerian Hukum dan HAM melalui Wakil Menterinya, Mugiyanto, telah menerima laporan langsung dari para mantan pekerja OCI. Dalam audiensi yang digelar pada 15 April 2025, para pelapor mengaku mengalami berbagai bentuk kekerasan selama bertahun-tahun, termasuk saat tampil di bawah naungan Taman Safari Indonesia.
“Meski peristiwa itu sudah lama terjadi, bukan berarti tidak bisa diusut. Kami akan tindak lanjuti,” ujar Mugiyanto. Ia menambahkan bahwa kementerian akan berkoordinasi dengan Komnas HAM dan Kementerian PPPA untuk menelusuri laporan lebih lanjut, termasuk memanggil pihak Taman Safari untuk dimintai keterangan.
Dua Entitas Hukum yang Berbeda
Menutup pernyataannya, Tony menekankan bahwa Oriental Circus Indonesia dan Taman Safari Indonesia adalah dua badan hukum yang berbeda. Meski ada kerja sama di masa lalu, tidak semua kegiatan OCI berada di bawah kendali langsung TSI.
“Jadi perlu diluruskan bahwa TSI bukan pemilik OCI. Tuduhan yang dilemparkan seolah-olah diarahkan ke Taman Safari, padahal kami entitas yang berbeda,” tutup Tony.