Sehari Menjelajah Cikini: Masjid Bersejarah, Roti Legendaris, dan Rumah Sang Maestro
Tanggal: 23 Mei 2025 10:06 wib.
Tampang.com | Ingin liburan singkat tanpa harus ke luar kota? Cikini, kawasan klasik di jantung Jakarta Pusat, bisa menjadi pilihan menarik untuk walking tour beraroma sejarah dan kuliner tempo dulu. Mulai dari bangunan peninggalan era kolonial hingga es krim favorit Bung Karno, semua bisa kamu temukan dalam satu hari perjalanan yang santai namun sarat makna.
Berikut adalah rangkaian perjalanan yang bisa kamu tiru, berdasarkan walking tour yang dilakukan Kompas.com bersama Hotel ibis Jakarta Raden Saleh dan komunitas TimeGap pada Sabtu (10/5/2025).
1. Awali dari Masjid Bersejarah Raden Saleh
Perjalanan dimulai dari Masjid Jami Al-Makmur Cikini, yang berdiri di tepi Kali Ciliwung. Dulunya, kawasan ini merupakan bagian dari kediaman maestro lukis Indonesia, Raden Saleh. Awalnya hanyalah surau bambu, kini masjid ini berdiri megah dengan menara setinggi 10 meter dan telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Selain untuk beribadah, kompleks ini juga menaungi sekolah di bawah Yayasan Masjid Al-Makmur Cikini.
2. Ziarah Singkat ke Makam Habib Cikini
Sekitar 450 meter dari masjid, kamu bisa mengunjungi makam Habib Abdurrahman bin Abdullah Al Habsyi, dikenal sebagai Habib Cikini. Terletak di samping sebuah apartemen, makam ini menjadi lokasi ziarah yang tenang. Terdapat kisah menarik tentang munculnya mata air di lokasi ini saat rencana pemindahan makam gagal dilakukan. Mata air ini masih mengalir dan kerap dibawa pulang oleh peziarah sebagai berkah.
3. Ngemil Roti Legendaris di Pinggir Jalan
Lanjutkan perjalanan dengan camilan jadul: roti Tan Ek Tjoan. Gerobaknya mudah dikenali dari warna kuning mencolok di Jalan Cikini. Berdiri sejak 1920, roti ini pernah menjadi santapan Bung Hatta dalam perjalanan menuju Kebun Raya Bogor. Salah satu varian yang wajib dicoba adalah roti gambang—padat, manis, dan mengenyangkan. Harganya pun ramah di kantong, mulai dari Rp 10.000.
4. Menyusuri Taman Ismail Marzuki
Cikini tak lengkap tanpa menyambangi Taman Ismail Marzuki (TIM). Kawasan ini dulunya adalah Kebun Binatang Cikini sebelum diubah menjadi pusat kesenian. Kini, TIM menjadi ruang kreatif bagi anak muda Jakarta untuk menari, belajar, hingga bekerja daring. Jangan lupa mampir ke Perpustakaan Jakarta yang nyaman dan estetik, cocok untuk baca santai atau meeting singkat.
Menariknya, lirik lagu "Rayuan Pulau Kelapa" karya Ismail Marzuki turut diabadikan pada fasad bangunan di sini—menjadi penanda bahwa semangat nasionalisme tetap hidup di tengah modernitas kota.
5. Makan Es Krim Favorit Soekarno
Siang menjelang sore, waktunya pendinginan dengan Es Krim Tjanang, yang konon merupakan langganan Presiden Soekarno dan keluarganya. Es krim klasik ini tersedia di lobi Cikini Hotel, hanya sekitar 300 meter dari TIM. Meski tak memiliki gerai permanen, pengunjung tetap bisa menikmati varian es krim klasik seperti cokelat dan vanilla di area indoor yang nyaman. Harga mulai dari Rp 15.000 dan bisa dibayar pakai QRIS.
6. Bertamu ke Rumah Sang Maestro Raden Saleh
Tutup perjalanan dengan mengunjungi bekas kediaman Raden Saleh yang kini berada di dalam kompleks Primaya Hospital PGI Cikini. Bangunan bercat putih dengan gaya arsitektur neo-gotik ini menyimpan sejarah panjang. Meski sudah tak bisa dimasuki karena kondisi bangunan yang lapuk, bagian belakang rumah masih digunakan untuk ruang rapat rumah sakit. Lokasi ini cocok untuk berfoto sambil membayangkan kehidupan sang pelukis pada masa lalu.
Cikini tak hanya menawarkan wisata nostalgia, tapi juga edukasi sejarah dan budaya dalam satu langkah. Cocok untuk kamu yang ingin healing ringan, tapi tetap bermakna.