Sumber foto: iStock

Peningkatan Kunjungan Pariwisata di Asia Tenggara Tahun 2023

Tanggal: 31 Mei 2024 14:51 wib.
Pariwisata di Asia Tenggara mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2023, dengan lebih dari 100 juta orang mengunjungi negara-negara di kawasan tersebut. Jumlah tersebut mewakili sekitar 70% dari puncak kunjungan sebelum pandemi Covid-19. Data dari sembilan negara anggota ASEAN (kecuali Brunei Darussalam) yang dilaporkan oleh Nikkei menunjukkan angka yang menjanjikan ini.

Thailand, salah satu tujuan utama wisata di kawasan tersebut, berhasil meningkatkan kunjungan pariwisata hingga 28 juta orang, atau 2,5 kali lipat dari tahun 2022. Peningkatan ini secara signifikan dipicu oleh keputusan Thailand untuk sementara melegalkan ganja pada tahun 2023, yang menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke negara tersebut.

Kontribusi besar juga datang dari wisatawan Tiongkok dalam memulihkan industri pariwisata regional. Sebanyak 3,5 juta wisatawan Tiongkok berkunjung ke Thailand, dibantu oleh kebijakan bebas visa, dan hal serupa juga terjadi di Laos dan Kamboja.

Meskipun jumlah wisatawan Tiongkok masih di bawah level pra-Covid, namun jumlah tersebut meningkat hingga 5,1 kali lipat dari tahun 2022. Data awal tahun 2024 juga menunjukkan pertumbuhan terus berlanjut dalam pariwisata regional.

Pasar wisatawan Tiongkok memiliki peran penting dalam mempengaruhi pemulihan pariwisata di Asia Tenggara. Hal ini memberikan sinyal positif bagi industri pariwisata di kawasan tersebut, serta memberikan kesempatan bagi negara-negara di ASEAN untuk terus mengembangkan kebijakan yang mendukung pertumbuhan pariwisata, termasuk dalam hal promosi pariwisata, fasilitas, dan layanan.

Thailand, sebagai salah satu destinasi terkemuka di Asia Tenggara, telah berhasil mengambil langkah-langkah inovatif dalam menarik minat wisatawan, seperti kebijakan legalisasi ganja yang menjadi daya tarik unik bagi wisatawan. Dampak positif dari kebijakan ini adalah peningkatan signifikan kunjungan wisatawan, yang juga memberikan kontribusi positif bagi perekonomian negara.

Peningkatan kunjungan wisatawan Tiongkok juga memberikan pembelajaran bagi negara-negara lain di kawasan untuk terus memperkuat kerjasama dengan Tiongkok dalam hal pariwisata. Kebijakan visa bebas dan upaya promosi pariwisata bersama bisa menjadi strategi yang efektif dalam mendukung pemulihan pariwisata di tengah situasi global yang terus berubah.

Pengembangan infrastruktur pariwisata untuk menyesuaikan dengan jumlah kunjungan yang meningkat juga menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan. Langkah-langkah untuk meningkatkan kapasitas infrastruktur, mulai dari bandara hingga akomodasi, perlu diambil untuk memastikan pengalaman wisatawan tetap optimal.

Dalam menghadapi pertumbuhan kunjungan wisatawan yang signifikan, negara-negara di Asia Tenggara juga perlu menjaga keberlanjutan lingkungan, menjaga kelestarian alam dan keanekaragaman hayati, serta memastikan manfaat pariwisata dapat dirasakan secara adil oleh masyarakat lokal. Kebijakan yang berkelanjutan dan berbasis pada prinsip pelestarian lingkungan perlu diadopsi untuk memastikan pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Dengan peningkatan kunjungan wisatawan yang menggembirakan, potensi pertumbuhan pariwisata di Asia Tenggara terbuka lebar. Namun, langkah-langkah strategis dan berkelanjutan perlu terus diambil untuk memastikan manfaatnya dapat dinikmati oleh semua pihak, baik wisatawan maupun masyarakat lokal.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved