Sumber foto: Google

Museum Saka Bali Masuk Daftar Museum Terindah Dunia 2025, Wakili Indonesia di Ajang Internasional

Tanggal: 23 Mei 2025 10:07 wib.
Tampang.com | Kabar membanggakan datang dari Bali. Museum Saka yang berlokasi di kawasan Jimbaran resmi dinobatkan sebagai salah satu Museum Terindah di Dunia 2025 versi Prix Versailles, ajang penghargaan bergengsi internasional di bidang arsitektur. Pengumuman ini dirilis pada 5 Mei 2025 bersamaan dengan peluncuran edisi ke-11 Prix Versailles.

Museum Saka menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut, bersanding dengan museum-museum ikonik dunia seperti Grand Palais (Prancis), Kunstsilo (Norwegia), dan Diriyah Art Futures (Arab Saudi). Penghargaan ini bukan hanya soal keindahan desain, tetapi juga pengalaman budaya yang menyentuh dan mendalam bagi pengunjung.

“Museum Saka telah menjadi simbol kebanggaan budaya serta sumber inspirasi untuk masyarakat Bali dan dunia,” ujar Direktur Museum Saka, Judith E. Bosnak, dalam pernyataan resminya, Kamis (22/5/2025).


Koleksi yang Merayakan Tradisi dan Inovasi Bali

Museum Saka tidak hanya memesona dari sisi arsitektural, tetapi juga mempersembahkan narasi budaya Bali secara menyeluruh melalui koleksi yang dikurasi dengan cermat. Berikut beberapa koleksi unggulannya:

1. Ogoh-ogoh: Ketika Spiritualitas Bertemu Teknologi

Museum ini menampilkan koleksi ogoh-ogoh, patung raksasa yang menjadi bagian ritual Nyepi, yang dibuat oleh seniman I Made Sugiantara dan putranya I Wayan Ponco Maryuda. Salah satu ogoh-ogoh bahkan dilengkapi elemen robotik, menciptakan harmoni unik antara teknik tradisional dan modernitas.

2. Cetra Masa dan Jantra: Refleksi Kesunyian dan Waktu

Relief Cetra Masa mengangkat makna Nyepi sebagai momen hening yang penuh makna. Di sisi lain, Jantra—roda waktu interaktif—mengajak pengunjung menyelami filosofi waktu dalam tradisi Bali, lengkap dengan sistem Palelindon, kalender lokal yang mengaitkan dinamika sosial dan gejala alam.


Warisan Leluhur dan Kearifan Lokal Bali

3. Koleksi Spiritualitas dan Tradisi Leluhur

Museum ini juga menyimpan patung-patung batu kuno, jampana (rumah dewa), serta lontar-lontar kuno yang berisi ajaran spiritual dan pengetahuan Bali. Koleksi ini memperlihatkan betapa dalamnya akar budaya dan spiritualitas masyarakat Pulau Dewata.

4. Kalender Tradisional Bali: Tika dan Palelintangan

Melalui karya seni Tika, museum menjelaskan penanggalan Bali yang digunakan untuk menentukan hari baik dan buruk. Sedangkan Palelintangan—kalender astrologi Bali—memperkenalkan sistem penafsiran kepribadian berdasarkan bintang kelahiran, mencerminkan integrasi antara spiritualitas dan kehidupan sosial.

5. Gamelan Angklung: Musik yang Menyatukan

Seni musik Bali juga hadir melalui koleksi Gamelan Angklung karya Made Tomblos dari Karangasem. Irama gamelan ini tidak hanya menyatu dengan upacara keagamaan, tetapi juga mempererat harmoni sosial dalam komunitas Bali.


Dengan pengakuan dunia internasional ini, Museum Saka tak hanya memperkuat citra Bali sebagai destinasi budaya global, tetapi juga menegaskan bahwa Indonesia memiliki warisan budaya yang layak diapresiasi secara universal.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved