Museum Le Mayeur, Destinasi Wisata di Bali Tawarkan Seni Bermutu Tinggi
Tanggal: 11 Des 2017 10:10 wib.
Suasana sibuk dan hiruk pikuk selalu mewarnai Kawasan Wisata Sanur, Bali. Kesemarakan dan kesan glamor sudah tak terpisahkan. Menjadi ciri khas kawasan wisata paling top di Pulau Dewata.
Walau begitu, Anda jangan heran bila di kawasan itu ada sebuah tempat yang menawarkan ketenangan dan ketentraman. Bahkan ada kesan adem dan ayem. Cocok untuk bersantai, sambil menikmati karya seni bermutu tinggi.
Lalu di mana kita bisa menemukan itu? Jawabnya, di Pantai Sanur yang indah. Tepatnya di Museum Le Mayeur. Luas arealnya 32 are. Halamannya apik dan asri. Cerminan pribadi berselera seni yang tinggi.
Pohon-pohon bunga tropis, mempermanis kehadirannya. Keserasian warna bunga yang warna-warni dan hembusan angin laut, menambah lagi kenyamanan di tempat itu.
Museum Le Mayeur didirikan tahun 1944 oleh pelukis Warga Negara Belgia, Adrian Jean Le Mayeur de Merpres, namanya. Ia nikah dengan gadis Bali, Ni Polok, penari tenar di jamannya. Mereka menetap di Bali dan memilih Pantai sanur, untuk tempat tinggalnya. Di sana ia mendirikan rumah, sekaligus studionya. Di studionya itulah Le Mayeur mengekspresikan imajinasinya dan menuangkannya di atas kanvas. Isterinya yang cantik, Ni Polok, jadi sumber inspirasinya dan hampir selalu dipakainya sebagai model.
Di Museum Le Mayeur ada 2 bangunan berasitektur Bali yang indah, menghadap timur, ke Pantai Sanur. Bangunan sebelah utara bernama Bale Pecanangan, terukir luar dalam. Bagian luar, ukiran dari batu padas. Bagian dalam ukiran kayu dipoles dengan cat dan perada. Di dinding terpajang beberapa lukisan. Di tengah-tengah kamar ada kursi tamu antik.
Bale Pameran letaknya di selatan dan terukir. Bale ini terdiri dari 5 kamar. Kamar di barat daya, adalah kamar tidur pemiliknya, aim. Le Mayeur yang meninggal 31 Mei 1958. Selain lukisan tergantung pula foto Ni Polok, ketika masih gadis sedang menari.
Dari kamar ke kamar dihubungkan oleh pintu terukir. Semua ruangan terasa cerah dan meriah, karena permainan warna yang menyapu seluruh ruangan. Di tembok yang terbuat dari gedek dipelitur, digelar lukisan-lukisan Le Mayeur. Nyaris semua lukisan itu, didominasi oleh sang idola, Ni Polok.
Selain lukisan, di sana ada pula beberapa benda seni, misalnya meja, kursi, lemari, dan patting. Semua diletakkan pada posisi yang tepat, hingga mempercantik lagi ruangan yang memang sudah indah itu.
Koleksi lukisannya sekarang sebanyak 88 buah, berbagai ukuran. Piguranya diukir, dipoles dengan cat dan perada. Semua lukisan itu berada di dalam rumah kaca, untuk menghindari pengaruh iklim laut. Namun, tak terhindarkan beberapa gambar ada yang sudah mengabur. Di antara kedua bangunan itu ada telaga dan patung Le Mayeur di bawah cungkup. Di depannya menghadap ke barat, terletak tempat pemujaan.
Sejak tahun 1957 bangunan dan lukisannya diserahkan kepada pemerintah untuk mengelolanya. Sekarang jadi bagian dari Museum Negeri Propinsi Bali di Denpasar.
Karena letaknya di tengah-tengah kawasan wisata, ia tetap jadi sasaran pengunjung. Tiap hari tak kurang dari 30 pengunjung yang ingin menikmati hasil karya seni, pelukis Belgia itu. Selain menikmati karya seni, dari sana kita juga bisa menyaksikan Pantai Sanur dengan segala aktivitasnya yang turistik.