Mengenang Peristiwa Tragedi 12 Mei 1998: Panduan Lengkap Museum Tragedi 12 Mei di Universitas Trisakti
Tanggal: 20 Mei 2025 22:17 wib.
Tampang.com | Jejak sejarah kelam peristiwa Tragedi 12 Mei 1998 yang menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti kini tersimpan rapi dan lengkap di Museum Tragedi 12 Mei 1998, Jakarta Barat. Museum ini menyajikan berbagai dokumentasi, foto pejuang reformasi, pakaian, dan kronologi kejadian yang membuka kembali memori tentang perjuangan dan pengorbanan mahasiswa dalam era reformasi 27 tahun silam.
Terbuka untuk umum tanpa batasan usia maupun latar belakang, Museum Tragedi 12 Mei 1998 mengajak siapa saja untuk belajar sekaligus mengenang momen penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Baik pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum dapat menapak tilas kisah heroik tersebut dengan bebas.
Lokasi Strategis di Universitas Trisakti
Museum ini berlokasi di dalam lingkungan Universitas Trisakti, tepatnya di lobi Gedung Dr Syarif Thajeb, Kampus A, Jakarta Barat. Dari pintu depan Halte Kampus Trisakti, pengunjung cukup berjalan lurus melewati pedestrian, kemudian belok kiri untuk menemukan gedung yang mudah dikenali dari papan nama di atasnya.
Jam Buka dan Aturan Kunjungan
Museum buka setiap hari Senin hingga Jumat pukul 09.00 hingga 16.00 WIB. Untuk kunjungan rombongan dalam jumlah besar di hari Sabtu, pengunjung dapat mengajukan permohonan khusus dengan surat resmi yang menyebutkan jumlah peserta dan tanggal kunjungan. Kepala Humas Universitas Trisakti, Dewi Priandini, menegaskan fleksibilitas ini untuk memfasilitasi pengunjung yang ingin mendalami sejarah reformasi.
Tiket Masuk dan Peraturan Museum
Menariknya, pengunjung tidak dipungut biaya alias gratis. Setiap tamu hanya perlu mengisi daftar kunjungan di meja resepsionis sebelum memasuki ruang pamer. Pengunjung juga diminta untuk menjaga koleksi museum dengan tidak menyentuhnya, meskipun beberapa benda seperti papan putih yang dulunya digunakan sebagai tandu korban penembakan dibiarkan tanpa pelindung kaca untuk menghadirkan nuansa autentik sejarah.
Museum Tragedi 12 Mei 1998 bukan sekadar ruang pamer, melainkan saksi bisu perjuangan demokrasi dan pengingat atas harga yang harus dibayar dalam menegakkan keadilan serta perubahan di Indonesia.