Kuliner Zero Waste nan Alami di Tepi Danau Toba, Ini yang Ditawarkan Ecovillage Silimalombu
Tanggal: 23 Mei 2025 10:06 wib.
Tampang.com | Di pinggiran Danau Toba yang sunyi dan memikat, tersembunyi sebuah tempat yang bukan hanya menyajikan keindahan alam, tapi juga filosofi hidup berkelanjutan. Namanya Ecovillage Silimalombu, sebuah permukiman wisata ramah lingkungan di Pulau Samosir, Sumatera Utara, yang mempraktikkan gaya hidup zero waste dalam setiap aktivitasnya—terutama di dapur.
Bagi wisatawan, perjalanan menuju tempat ini bukan sekadar melancong, melainkan juga petualangan. Untuk mencapainya, pengunjung harus menyusuri jalan berbatu dan melewati hutan kecil. Namun semua itu terbayar lunas saat aroma masakan rumahan dan semilir angin Danau Toba menyambut dari kejauhan.
Dapur Terbuka dan Hidangan dari Kebun Sendiri
Tepat di dekat pintu masuk, dapur tradisional berdiri terbuka. Dari sini, pengunjung bisa langsung menyaksikan para inang (ibu-ibu Batak) mengolah bahan-bahan segar hasil bumi menjadi sajian khas, seperti ikan arsik, bolu pisang, hingga piza oven kayu yang harum menggoda. Proses memasaknya pun tanpa basa-basi—alami, cepat, dan hangat secara harfiah maupun suasana.
"Semua bahan berasal dari kebun sendiri. Tidak ada yang terbuang. Kalau tidak dipakai untuk makanan, kami olah lagi jadi produk lain," jelas Miranda, salah satu pengelola Ecovillage Silimalombu, saat dikunjungi Kompas.com bersama Tiket.com pada Jumat (16/5/2025).
Jus Asam Segar Tanpa Gula Tambahan
Salah satu pengalaman kuliner yang mencuri perhatian adalah segelas jus buah segar yang disajikan kepada tamu. Campuran sirsak dan blueberry lokal itu menyentak lidah dengan rasa asam yang kuat, namun menyegarkan. Tak ada gula, tak ada pengawet—semuanya murni dari kebun.
“Manisnya datang dari buah, bukan dari gula,” kata Miranda sambil tersenyum, melihat ekspresi heran para pengunjung.
Pangan Organik, Peternakan Mandiri
Hingga 80 persen bahan makanan diolah dari hasil alam sendiri, mulai dari ikan dan lobster dari Danau Toba, ayam kampung yang diternakkan di area permukiman, hingga sayur-sayuran organik. Semua tanaman dirawat dengan pupuk kompos alami, tanpa bahan kimia sedikit pun.
Konsep penyajian pun ramah lingkungan: sistem buffet segar, artinya makanan dimasak dan disajikan dalam porsi yang diperhitungkan agar tidak bersisa. Sisa makanan, jika ada, kembali diproses menjadi kompos.
Produk Turunan Bernilai Ekonomi Tinggi
Tak berhenti di makanan, Ecovillage Silimalombu juga memanfaatkan hasil kebun untuk menciptakan produk bernilai jual, seperti minyak kemiri, minyak serai, selai buah, hingga wine lokal. Semua diproduksi secara rumahan, namun dikemas dengan nilai filosofi tinggi: memanfaatkan alam secara penuh tanpa merusaknya.
Permukiman ini berdiri sejak 2014 atas inisiatif Ratnauli Gultom dan suaminya yang berasal dari Jerman. Visi mereka sederhana namun kuat: menjadikan alam sebagai mitra hidup, bukan hanya sebagai objek konsumsi.
Ecovillage Silimalombu bukan hanya tempat wisata biasa, tapi ruang belajar akan cara hidup yang lebih bijak terhadap bumi. Di tempat ini, alam dan manusia bersinergi dalam harmoni, menghadirkan cita rasa yang tak hanya lezat di lidah, tapi juga menyejukkan hati.