Gunung Papandayan: Keindahan Alam, Keanekaragaman Hayati, dan Sejarah Letusan
Tanggal: 12 Feb 2025 06:28 wib.
Gunung Papandayan adalah gunung api stratovolcano yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Cisurupan. Dengan ketinggian 2.665 meter di atas permukaan laut, gunung ini berjarak sekitar 70 km dari Kota Bandung. Papandayan terkenal dengan beberapa kawahnya yang masih aktif, seperti:
Kawah Mas
Kawah Baru
Kawah Nangklak
Kawah Manuk
Kawah-kawah ini terus mengeluarkan uap panas dari dalam bumi, menciptakan pemandangan yang unik dan menarik bagi wisatawan.
Keanekaragaman Hayati
Gunung Papandayan memiliki ekosistem yang kaya dengan flora dan fauna yang beragam. Beberapa tumbuhan khas yang dapat ditemukan di kawasan ini meliputi:
Edelweis (Anaphalis javanica) – bunga abadi yang sering dijumpai di pegunungan
Puspa (Schima walichii) – pohon khas hutan tropis
Saninten (Castanea argentea) – sejenis kastanye yang langka
Jamuju (Podocarpus imbricatus) – pohon berdaun jarum
Selain itu, fauna yang hidup di kawasan ini antara lain:
Macan kumbang (Panthera pardus melas)
Kijang (Muntiacus muntjak)
Lutung (Trachypithecus auratus)
Trenggiling (Manis javanicus)
Burung Walik (Treron griccipilla) dan Kutilang (Pycnonotus aurigaster)
Destinasi Wisata di Gunung Papandayan
Papandayan juga menjadi destinasi favorit bagi pencinta alam. Beberapa lokasi menarik yang sering dikunjungi adalah:
Kawah Papandayan – area kawah luas dengan lubang-lubang magma yang mengeluarkan asap dan suara unik.
Blok Pondok Saladah – padang rumput luas dengan ketinggian 2.288 mdpl, dilengkapi Sungai Cisaladah yang mengalir sepanjang tahun, ideal untuk berkemah.
Sumber Air Panas – memiliki kandungan belerang yang dipercaya berkhasiat dalam penyembuhan penyakit kulit.
Aktivitas yang bisa dilakukan di kawasan ini meliputi:
Trekking dan lintas alam
Berkemah
Fotografi alam
Mandi air belerang
Sejarah Letusan Gunung Papandayan
Gunung ini telah beberapa kali mengalami erupsi dalam sejarahnya, di antaranya:
11 Agustus 1772 – letusan dahsyat yang menghancurkan lebih dari 40 desa dan menewaskan sekitar 2.957 orang.
11 Maret 1923 – serangkaian letusan di Kawah Baru, disertai gempa yang berpusat di Cisurupan.
25 Januari 1924 – suhu Kawah Mas meningkat drastis, menyebabkan letusan lumpur dan batu yang menghancurkan hutan sekitar.
11 November 2002 – letusan terbaru yang meningkatkan aktivitas vulkanik di kawasan ini.
Sejak tahun 2006, status Gunung Papandayan beberapa kali meningkat ke level waspada karena adanya peningkatan aktivitas seismik. Pada 28 Oktober 2010, statusnya kembali dinaikkan ke level 2.
Kesimpulan
Gunung Papandayan tidak hanya menyimpan keindahan alam dan keanekaragaman hayati, tetapi juga memiliki sejarah vulkanologi yang menarik. Dengan berbagai destinasi wisata dan aktivitas alam yang bisa dinikmati, gunung ini tetap menjadi salah satu tujuan favorit bagi wisatawan dan pencinta alam.