Gunung Pangrango: Keindahan, Sejarah Letusan, dan Tantangan Pendakian
Tanggal: 6 Mar 2025 22:00 wib.
Tampang.com | Gunung Pangrango, salah satu gunung megah di barat Pulau Jawa, berdiri kokoh dengan ketinggian 3.023 meter di atas permukaan laut (MDPL). Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan berbatasan langsung dengan tiga kabupaten, yakni Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Puncaknya yang disebut Puncak Mandalawangi menjadi titik pertemuan alami bagi ketiga wilayah tersebut.
Berbeda dengan Gunung Gede yang masih aktif, Pangrango sudah lama dinyatakan sebagai gunung berapi mati. Meski demikian, pesona alam dan sejarahnya tetap menarik perhatian para pendaki serta peneliti geologi.
Keunikan Geologi dan Sejarah Letusan
Gunung Pangrango merupakan gunung muda yang terbentuk sekitar 3 juta tahun lalu, selama periode Kuarter. Pembentukannya erat kaitannya dengan aktivitas subduksi Lempeng Sunda dan Lempeng Indo-Australia di Samudra Hindia. Gunung ini dulunya merupakan gunung berapi aktif, tetapi seiring waktu, aktivitas vulkaniknya melemah hingga akhirnya dinyatakan tidak aktif.
Sisa-sisa letusan masa lalu masih dapat ditemukan dalam bentuk formasi Qvpo, yakni lapisan bebatuan vulkanik tua yang tersebar di bagian utara, barat laut, dan barat daya kawasan taman nasional. Material yang dihasilkan terdiri dari endapan lahar, lava, serta basal andesit, yang mengandung berbagai mineral seperti olivin, piroksen, dan horenblenda.
Geografi dan Bentang Alam Gunung Pangrango
Gunung Pangrango terhubung langsung dengan Gunung Gede melalui dataran Kandang Badak, sebuah area berbentuk sadel yang berada di ketinggian 2.400 MDPL. Lokasi ini sering dijadikan titik peristirahatan oleh para pendaki sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak.
Di puncak Gunung Pangrango, terdapat Alun-Alun Mandalawangi, sebuah dataran luas dengan hamparan bunga edelweiss. Alun-alun ini memiliki luas sekitar 4,39 hektar dan sering diselimuti kabut tebal, menciptakan suasana yang magis dan menawan.
Iklim dan Suhu Ekstrem
Gunung Pangrango dikenal memiliki suhu yang cukup dingin. Pada siang hari, suhu rata-rata mencapai 10°C, sedangkan pada malam hari bisa turun hingga 5°C. Pada musim kemarau, suhu di puncaknya bahkan dapat mencapai 0°C, sehingga pendaki harus mempersiapkan perlengkapan yang memadai agar tetap aman dan nyaman selama perjalanan.
Jalur Pendakian: Tantangan Menuju Puncak
Bagi para pencinta alam yang ingin menaklukkan Puncak Mandalawangi, terdapat beberapa jalur pendakian yang bisa dipilih:
Jalur Cibodas: Rute tercepat dengan waktu tempuh sekitar 4 jam dari Kandang Badak.
Jalur Gunung Putri (Cipanas): Pendaki harus melewati puncak Gunung Gede terlebih dahulu sebelum turun menuju Kandang Badak.
Jalur Salabintana (Perbawati): Jalur yang lebih panjang dan menantang, dengan medan berlumpur dan dihuni oleh pacet.
Karena lerengnya yang cukup curam, jalur menuju puncak Pangrango lebih sulit dibandingkan Gunung Gede, terutama menjelang puncak yang hampir tegak lurus. Jalur Salabintana sendiri jarang digunakan karena membutuhkan waktu lebih lama serta kondisi tanah yang lebih sulit dilalui.
Pesona Gunung Pangrango dalam Taman Nasional
Gunung Pangrango masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, yang kaya akan keanekaragaman hayati. Hutan di sekitar gunung ini terdiri dari hutan dipterokarp bukit, hutan montane, hingga hutan ericaceous (hutan gunung).
Selain flora khas seperti edelweiss, kawasan ini juga menjadi habitat bagi berbagai satwa liar, termasuk burung langka seperti elang Jawa. Dengan pesona alam yang luar biasa dan sejarah geologi yang menarik, Gunung Pangrango tetap menjadi destinasi favorit bagi para petualang dan peneliti.
Kesimpulan
Gunung Pangrango bukan sekadar gunung biasa. Keindahan alamnya, tantangan pendakiannya, serta sejarah geologinya menjadikannya salah satu destinasi pendakian terbaik di Jawa Barat. Bagi Anda yang mencari pengalaman mendaki yang menantang, pemandangan alam yang indah, serta suasana sejuk dan tenang, Gunung Pangrango adalah pilihan yang tepat. Jadi, siapkah Anda untuk menapaki jalur menuju Puncak Mandalawangi?