Sumber foto: Google

Gunung Malabar: Keindahan Alam, Sejarah, dan Misteri Letusan Purba

Tanggal: 6 Mar 2025 22:00 wib.
Tampang.com | Gunung Malabar merupakan salah satu gunung bersejarah di Jawa Barat yang memiliki ketinggian 2.343 meter di atas permukaan laut. Keindahan alamnya yang memukau diperkaya dengan berbagai ekosistem hutan, seperti Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montana, hingga Hutan Ericaceous. Selain itu, gunung ini juga dikenal dengan hamparan luas perkebunan teh peninggalan Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang tokoh penting dalam sejarah perkebunan di Indonesia.

Asal Usul Nama Malabar dan Jejak Sejarahnya

Nama Malabar telah dikenal sejak zaman dahulu dan bahkan diabadikan dalam sejarah sebagai bagian dari Kerajaan Malabar yang eksis pada abad ke-4 hingga ke-5 Masehi. Kerajaan ini merupakan salah satu dari 46 kerajaan di bawah kekuasaan Kerajaan Tarumanagara, sebagaimana tercatat dalam naskah kuno Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara.

Namun, lokasi pasti bekas Kerajaan Malabar masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan. Hingga kini, belum ada bukti konkret yang dapat memastikan di mana kerajaan ini pernah berdiri. Meski demikian, nama Gunung Malabar telah tercatat dalam literatur kuno, termasuk dalam kisah perjalanan Bujangga Manik, seorang rahib Kerajaan Sunda pada abad ke-15. Dalam perjalanannya menjelajahi Pulau Jawa dan Bali, ia menyebut gunung ini sebagai Bukit Malabar.

Makna Nama Malabar dan Geomorfologi Gunung

Nama Malabar sering dikaitkan dengan wilayah di India, namun ada juga teori yang menyebut bahwa istilah ini berasal dari bahasa Sunda kuno. Sejarawan Jonathan Rigg (1862) mengusulkan bahwa kata Malabar mungkin berasal dari istilah labar-lébér atau lèbér-labar, yang berarti meluber atau melebar ke segala arah.

Hipotesis ini masuk akal jika melihat bentuk geomorfologi Gunung Malabar yang memiliki lereng luas dan landai. Diperkirakan, pada masa prasejarah, letusan gunung ini menyebabkan aliran lava yang meluber ke berbagai arah, bahkan hingga ke bagian tengah Cekungan Bandung.

Gunung Malabar: Gunung Tua yang Menyimpan Misteri

Meski termasuk dalam kategori gunung berapi, Gunung Malabar tidak tergolong sebagai gunung api aktif. Tidak ada catatan sejarah mengenai letusannya, meski para ilmuwan masih memperdebatkan apakah gunung ini benar-benar telah padam atau justru hanya beristirahat sebelum kembali meletus suatu hari nanti.

Dari sisi geologi, gunung ini diperkirakan aktif sekitar 4,4 hingga 2,6 juta tahun yang lalu, sebagaimana dicatat oleh R. Soeria-Atmadja (1991) dalam penelitiannya The Tertiary Magmatic Belts in Java. Sementara itu, penelitian yang dilakukan Edy Sunardi (1996) terhadap batuan vulkanik di kaki gunung menunjukkan bahwa aliran lava terakhir di wilayah tersebut terjadi sekitar 3,4 hingga 2,87 juta tahun lalu.

Bukti-bukti geologi juga menunjukkan bahwa Gunung Malabar mengalami serangkaian letusan besar pada awal Plistosen, yang menghasilkan lapisan tebal lava, breksi, dan tuf dengan ketebalan antara 500 hingga 1.000 meter dan radius hingga 15 kilometer.

Pada periode Plistosen tengah, gunung ini kembali mengalami aktivitas vulkanik yang dahsyat. Material letusan yang terdiri dari tuf dan breksi dengan sedikit kandungan batu apung serta lava tersebar dengan ketebalan antara 100 hingga 1.000 meter, menciptakan lanskap unik yang bisa kita lihat hingga sekarang.

Namun, kapan tepatnya gunung ini mengalami letusan besar terakhirnya masih menjadi misteri. Sejauh ini, belum ada penelitian yang berhasil menyusun kronologi letusan Gunung Malabar secara rinci, sebagaimana penelitian yang telah dilakukan terhadap Gunung Sunda oleh Mochamad Nugraha Kartadinata (2005).

Gunung Malabar dalam Budaya dan Transportasi

Selain nilai sejarah dan geologinya, Gunung Malabar juga menjadi inspirasi bagi berbagai hal, salah satunya dalam dunia transportasi. Nama gunung ini diabadikan sebagai nama Kereta Api Malabar, yang menghubungkan berbagai kota di Jawa dan menjadi pilihan bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan Bandung dan sekitarnya.

Hingga kini, Gunung Malabar tetap menjadi bagian penting dari lanskap alam dan sejarah Jawa Barat. Keindahan alamnya, warisan sejarahnya, serta misteri yang masih menyelimutinya menjadikannya destinasi menarik bagi para peneliti, pendaki, maupun wisatawan yang ingin menikmati pesona alam pegunungan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved