Sumber foto: Google

Gunung-Gunung di Bandung Raya #37: Gunung Pangradinan Cikancung dengan Sabana Memukau di Bandung Timur

Tanggal: 20 Feb 2025 13:39 wib.
Tampang.com | Mendaki Gunung Pangradinan Cikancung adalah pengalaman yang tidak hanya menawarkan tantangan fisik tetapi juga suguhan alam yang luar biasa. Padang sabana luas yang membentang di puncaknya memberikan pemandangan indah ke arah Cekungan Bandung dan gunung-gunung di sekitarnya.


Menelusuri Asal-Usul Cinangka dan Keunikan Cikancung

Cinangka, yang terletak di timur Bandung Raya, memiliki kisah asal-usul yang menarik. Nama ini konon berasal dari banyaknya pohon nangka yang tumbuh di sekitar aliran sungai. Ada juga cerita yang menyebutkan bahwa Cinangka adalah gabungan dari nama tiga wilayah pada zaman dahulu, yakni Cikancung, Nagreg, dan Cicalengka. Kini, Cinangka menjadi bagian dari Desa Cikancung, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung.

Jika dibandingkan dengan Nagreg dan Cicalengka, nama Cikancung mungkin masih terdengar asing bagi banyak orang. Padahal, kawasan ini memiliki potensi alam yang luar biasa, termasuk keberadaan Gunung Pangradinan yang eksotis.


Akses dan Lokasi

Gunung Pangradinan terletak di perbatasan Kampung Gorowek, Desa Mekarlaksana, dan Kampung Cikancung Girang, Desa Cikancung, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung. Lokasinya sekitar 29 kilometer dari pusat Kota Bandung jika ditarik dalam garis lurus.

Ada beberapa jalur yang bisa ditempuh untuk mencapai Gunung Pangradinan dari Bandung, antara lain:



Melalui Cileunyi – Rancaekek – Majalaya


Lewat Gedebage – Derwati-Ciwastra – Sapan


Via Jalan Laswi Baleendah – Majalaya



Ketiga jalur tersebut bertemu di daerah Ciluluk, yang kemudian dilanjutkan menuju kaki Gunung Pangradinan di Kampung Gorowek. Patokan utama adalah lapangan sepakbola Padaringan. Jika bingung, pencarian di Google Maps dengan kata kunci "Gunung Pangradinan" bisa menjadi solusi praktis.

Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 1.236 meter di atas permukaan laut (mdpl), berdasarkan peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) edisi 2001. Namun, beberapa pendaki lebih suka menyebut ketinggiannya sebagai 1.234 mdpl.

Gunung Pangradinan juga menjadi sumber air bagi beberapa sungai di sekitarnya, seperti Ci Kalage, Ci Kopo, dan Ci Wirama. Peta lama dari tahun 1919 yang dicetak ulang oleh AMS pada tahun 1943 menunjukkan banyak sungai yang mengalir dari kawasan ini, termasuk Ci Kancung, Ci Nangka, Ci Hanyir, Ci Lebaksaat, dan lainnya.


Menjelajahi Jalur Pendakian

Gunung Pangradinan dapat didaki melalui beberapa jalur, di antaranya dari Kampung Gorowek, Kampung Cisagatan, serta Cidegdeg dan Cihanyir. Jalur dari Kampung Gorowek paling direkomendasikan karena relatif lebih aman.

Hingga Agustus 2022, belum ada pos pendakian resmi maupun tiket masuk. Namun, terdapat gapura sederhana bertuliskan "Welcome to Pangradinan" dengan aksara Sunda di bagian bawahnya sebagai penanda jalur masuk.

Bagi yang membawa kendaraan, tersedia tempat parkir di rumah panggung berwarna hijau milik Mas Sriyono, seorang warga ramah yang telah tinggal di Kampung Gorowek selama hampir lima tahun.

Pendakian dari gapura menuju puncak memakan waktu sekitar 30-45 menit. Jalurnya sudah cukup terbuka dengan lebar sekitar lima meter, terdiri dari batu kerikil dan bongkah kerakal. Medan ini memungkinkan kendaraan tertentu untuk melintas, meskipun kondisi ban dan rem yang prima sangat diperlukan.

Bagi pencinta olahraga bersepeda, jalur ini juga menjadi tantangan menarik. Di awal perjalanan, terdapat tanjakan curam yang oleh para goweser dijuluki "Tanjakan Usus", karena bisa membuat perut terasa mual saat melewatinya.

Di sepanjang jalur, pendaki dapat melihat singkapan tanah dan lapisan batuan vulkanik yang menarik secara geologi. Lapisan abu muda dan tua yang terlihat merupakan hasil aktivitas gunung api, sementara beberapa titik memperlihatkan batuan andesit yang muncul ke permukaan.


Keindahan Puncak Gunung Pangradinan

Semakin mendekati puncak, panorama yang tersaji semakin menawan. Ke arah selatan, Gunung Mandalawangi berdiri megah. Sementara itu, di barat dan utara, Pegunungan Baleendah seperti Gunung Bukitcula, Gunung Nini, dan Gunung Geulis tampak berjajar. Cekungan Bandung yang luas dengan hamparan sawah hijau juga bisa dinikmati dari ketinggian.

Begitu tiba di puncak, pendaki akan disambut oleh padang rumput yang luas. Lanskap ini mengingatkan pada sabana di Gunung Merbabu, bahkan ada yang menjulukinya "Merbabu versi Bandung" atau "Savana van Bandung".

Gunung Pangradinan memiliki tiga puncakan utama:



Puncak Utara – Memiliki bekas tempat mendirikan tenda.


Puncak Selatan – Lebih tinggi dengan hamparan rumput luas dan menghadap langsung ke Gunung Mandalawangi. Terdapat makam atau petilasan di area ini.


Puncak Timur – Lebih rimbun, dengan susunan batu melingkar dan sebuah bongkah batu besar di dekatnya.



Kawasan puncak didominasi sabana tanpa banyak pepohonan peneduh. Hanya terdapat dua pohon pinus di sisi timur yang bisa dijadikan tempat berteduh sambil menikmati pemandangan Cekungan Bandung, Cicalengka, dan Nagreg.


Toponimi Gunung Pangradinan dan Kampung Gorowek

Nama "Pangradinan" berasal dari bahasa Sunda. Menurut kamus R.A. Danadibrata, kata radin berarti "bagus" atau "cantik", sementara pangradinan merujuk pada tempat menyimpan perlengkapan bersolek. Namun, dalam konteks budaya Sunda, pangradinan juga bisa berarti tempat menyimpan sesajen, yang mungkin lebih relevan dengan asal-usul nama gunung ini.

Sementara itu, nama Kampung Gorowek diyakini berasal dari kata poek (gelap gulita), karena dahulu kawasan ini belum memiliki aliran listrik.


Kesimpulan dan Tips Mendaki

Gunung Pangradinan menawarkan pengalaman mendaki yang unik dengan panorama sabana yang luas dan pemandangan Cekungan Bandung yang memukau. Sebelum mendaki, pastikan untuk membawa bekal air yang cukup, mengingat keterbatasan sumber air di puncak. Waktu terbaik untuk mendaki adalah pagi atau sore hari agar dapat menikmati keindahan alam tanpa terik matahari yang menyengat.

Bagi para pecinta alam dan pendaki, Gunung Pangradinan adalah destinasi yang patut dijelajahi, menyimpan pesona alam serta cerita sejarah yang menarik di balik namanya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved