Dominasi Asia Tenggara dalam Industri Pariwisata Muslim Dunia
Tanggal: 6 Jun 2024 15:51 wib.
Indonesia dan Malaysia menempati posisi tertinggi di antara 145 tujuan global dalam Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2024. Konten ini merupakan hasil laporan terbaru yang menunjukkan bahwa Asia Tenggara memegang peranan penting sebagai pilihan utama bagi para wisatawan Muslim. Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia dan Malaysia terus mengukuhkan posisinya sebagai destinasi unggulan bagi kaum Muslim di seluruh dunia. Selain itu, Singapura juga menonjol sebagai tujuan populer di luar organisasi kerjasama Islam (OIC) selama sembilan tahun berturut-turut, dengan fasilitas yang menyediakan kebutuhan para pengunjung Muslim.
Pasca pandemi, diperkirakan pasar pariwisata halal akan mengalami lonjakan signifikan dengan jumlah kedatangan wisatawan internasional mencapai 168 juta, mengalami peningkatan sebesar 5% dari tingkat pra-pandemi. Lonjakan tersebut mencerminkan perkembangan dalam hal demografi, budaya, dan teknologi, yang menawarkan pengalaman yang lebih personal seperti penemuan restoran halal dan pemberitahuan waktu shalat.
Indonesia dan Malaysia berhasil mempertahankan posisi teratas selama dua tahun berturut-turut, yang diakui karena kemudahan masuk dan infrastruktur berkualitas yang mereka tawarkan. Sementara itu, Thailand juga menonjol di antara destinasi di luar anggota OIC dengan upayanya dalam mempromosikan pariwisata halal. Filipina meningkatkan fasilitas komunikasi dan akomodasi halal, yang berbuah dengan penghargaan dan menambah daya tariknya bagi para wisatawan Muslim.
Tahun kesembilan GMTI memperkenalkan metrik baru yang menekankan pada fasilitas untuk penyandang disabilitas. Laporan tersebut memberikan wawasan bagi para pemangku kepentingan untuk memanfaatkan pasar pariwisata halal yang terus berkembang. Kerjasama antara Mastercard dan CrescentRating memastikan pengalaman wisata yang aman dan personal bagi para turis Muslim, yang kemudian menggerakkan pertumbuhan dan profitabilitas bagi sektor pariwisata.
Kesimpulan atas laporan ini adalah bahwa Asia Tenggara tampaknya menjadi surga bagi pariwisata Muslim, dengan Indonesia, Malaysia, dan Singapura sebagai bintang utamanya. Peningkatan yang terus menerus dalam upaya pemasaran, fasilitas untuk penyandang disabilitas, dan pengalaman personal bagi para wisatawan Muslim, menjadi kunci untuk mempertahankan dominasi ini.
Hal ini menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh negara-negara di kawasan ini dalam menyambut para pengunjung Muslim telah membuahkan hasil yang signifikan. Diharapkan bahwa kesuksesan Indonesia, Malaysia, dan Singapura dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain di seluruh dunia dalam mengembangkan industri pariwisata yang inklusif dan berkembang pesat. Yang akhirnya dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak yang terlibat.