YouTube Shorts Melejit 200 Miliar Views per Hari: Mampukah TikTok Bertahan?
Tanggal: 20 Jun 2025 14:01 wib.
Dalam persaingan ketat dunia video pendek vertikal, YouTube Shorts kini menunjukkan taringnya. Fitur yang awalnya diluncurkan untuk menyaingi dominasi TikTok ini mencatat lonjakan jumlah penonton yang luar biasa hanya dalam waktu satu tahun. Data terbaru menunjukkan bahwa YouTube Shorts kini ditonton sebanyak 200 miliar kali setiap harinya, menjadikannya salah satu layanan video pendek paling dominan di dunia digital saat ini.
Neal Mohan, CEO YouTube, menyampaikan bahwa pertumbuhan tersebut sangat pesat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada Maret 2024, YouTube Shorts hanya mencatat rata-rata 70 miliar penayangan per hari. Dengan kata lain, dalam kurun waktu sekitar satu tahun, jumlah tontonan harian naik 186%, sebagaimana dikutip dari laporan The Wrap pada Kamis, 19 Juni 2025.
Peningkatan ini memperlihatkan betapa kuatnya posisi YouTube Shorts dalam persaingan konten vertikal berdurasi pendek yang kini menjadi tren global. Dengan pengguna yang semakin gemar menonton konten singkat dan cepat, Shorts hadir sebagai solusi dari YouTube yang terbukti efektif menarik minat pasar, terutama kalangan muda dan pengguna seluler.
Tak Hanya Shorts, YouTube Utama pun Kian Mendominasi
Dominasi YouTube tidak hanya datang dari Shorts. Layanan utama YouTube juga mencatat performa mengesankan, terutama di layar televisi. Menurut data yang sama, pengguna kini menghabiskan waktu menonton lebih dari 1 miliar jam konten YouTube di TV setiap harinya. Ini menunjukkan bahwa YouTube tidak hanya menjadi pilihan utama di perangkat mobile, tapi juga mulai menggantikan posisi tradisional TV kabel dan siaran konvensional di ruang keluarga.
Mohan mengungkapkan bahwa lebih dari 100 kanal YouTube terpopuler secara global saat ini paling sering diakses melalui layar TV. Hal ini menandai pergeseran perilaku menonton masyarakat dunia, dari televisi konvensional ke platform digital streaming yang fleksibel dan on-demand.
YouTube Kuasai Pasar Streaming Global
Dominasi YouTube ini juga tercermin dalam laporan yang dirilis Nielsen Gauge pada Mei lalu. Dalam laporan tersebut, YouTube dinobatkan sebagai platform streaming nomor satu selama empat bulan berturut-turut, dengan pangsa pasar mencapai 12,5%. Angka ini jauh mengungguli para pesaing beratnya seperti Netflix (7,5%), Disney+ (5%), dan Amazon Prime Video (3,5%).
Lebih jauh lagi, Nielsen menyatakan bahwa streaming konten melalui TV kini telah menjadi aktivitas utama penonton, menguasai 44,8% pangsa pasar. Angka ini mengalahkan televisi kabel yang hanya meraih 24,1%, dan siaran televisi tradisional yang menyumbang 20,1%.
Statistik ini membuktikan bahwa kebiasaan konsumsi media masyarakat global mengalami perubahan besar. Televisi bukan lagi menjadi sumber utama hiburan, terutama di kalangan generasi muda. Mereka kini lebih memilih platform seperti YouTube yang menawarkan pilihan tayangan lebih personal, bebas iklan (dengan langganan), dan dapat diakses kapan saja.
Tantangan: Apakah Dominasi Ini Bisa Bertahan Lama?
Meski saat ini YouTube menikmati posisi teratas dalam ekosistem streaming dan video pendek, para analis memperkirakan bahwa tren ini bisa berubah dalam waktu dekat. Nielsen memperingatkan bahwa dominasi YouTube berpotensi terganggu sementara waktu karena akan dimulainya musim siaran baru serta tayangan olahraga besar seperti pertandingan sepak bola.
Selama musim panas, memang biasanya terjadi lonjakan konsumsi video streaming karena libur panjang dan lebih banyak waktu luang. Namun, begitu kalender olahraga dan hiburan utama kembali aktif, penonton bisa saja kembali melirik TV kabel atau layanan berbayar lainnya yang memiliki hak siar eksklusif atas acara tersebut.
“Tren ini bisa bertahan selama musim panas,” kata Nielsen, “tetapi saat musim kompetisi olahraga dimulai dan program TV baru tayang, keseimbangan bisa bergeser lagi—meski mungkin hanya sementara.”
Implikasi untuk TikTok dan Platform Lain
Keberhasilan YouTube Shorts mencatat pertumbuhan sebesar 200 miliar penayangan per hari adalah sinyal kuat bahwa TikTok kini menghadapi tantangan serius. Meskipun TikTok masih menjadi pemain dominan di kalangan remaja dan milenial, YouTube memiliki keunggulan besar dari sisi integrasi ekosistem, termasuk kemampuan menonton di TV, pengalaman lintas perangkat, serta komunitas kreator yang besar dan bervariasi.
Selain itu, YouTube juga mempermudah monetisasi melalui program YouTube Partner yang memungkinkan kreator memperoleh penghasilan langsung dari Shorts. Ini menjadi daya tarik kuat bagi para pembuat konten yang ingin mencari alternatif dari sistem monetisasi TikTok yang masih banyak menuai kritik.
Kesimpulan: YouTube Semakin Solid di Puncak
Dengan lonjakan tajam penonton di YouTube Shorts serta dominasi pasar melalui layar TV, platform milik Google ini kini berada di puncak kejayaannya. Tidak hanya berhasil menyaingi TikTok dalam kategori video pendek, YouTube juga mendefinisikan ulang cara masyarakat menonton hiburan di era digital.
Namun, untuk mempertahankan posisi ini, YouTube perlu terus berinovasi, memperkuat relasi dengan kreator, serta menghadirkan pengalaman pengguna yang lebih personal dan adaptif terhadap tren.
Apakah YouTube akan terus memimpin, ataukah platform pesaing bisa kembali merebut perhatian publik? Satu hal yang pasti: pertarungan video digital baru saja memanas.